IntipSeleb – Maudy Ayunda memutuskan untuk tetap tinggal di Amerika Serikat meski wabah virus corona (COVID-19) kian merajalela. Seperti diketahui, solois ini tengah mengambil gelar master-nya di Stanford University sejak 2019 lalu.
Menjalani karantina mandiri di asrama kampus, Maudy membagikan kesehariannya menghadapi virus corona melalui sebuah siaran langsung bersama penggemar. Dia bercerita bahwa penduduk di sana sudah mulai mengurangi interaksi dengan orang lain serta membatasi aktivitas outdoor.
“Di sini enggak pakai masker. Kalau keluar pun jarang ketemu orang sih. Jadi sudah jarang banget ke tempat yang banyak orang. Situasinya sekarang sudah seluruh California enggak boleh keluar rumah, termasuk kategori keperluan penting adalah belanja kebutuhan sehari-hari. Olahraga masih boleh, jogging. Asal jaga jarak ke orang lain,” ungkap Maudy pada Sabtu, 21 Maret.
Tisu Toilet Jadi Barang Langka di Amerika Serikat
Berbeda dengan Indonesia yang mana kekurangan masker dan hand sanitizer, di California justru tisu toilet menjadi barang langka. Situs jual beli online juga telah kehabisan ketiga barang tersebut.
“Makanan masih ada semuanya, buah-buahan, fresh-fresh gitu apalagi. It’s been good guys. Cuman seperti mau cari tisu toilet susah banget. Enggak tahu kenapa, orang paniknya beli itu. Masker dan hand sanitizer juga susah banget. Aku punya stok dari dulu. Kalau traveling (aku) pakai masker, jadi untungnya masih ada stok,” katanya.
Maudy Ayunda Bandingkan Penanganan Virus Corona di Indonesia dan AS
Sementara di Amerika Serikat, sejauh ini sudah ada lebih dari 17 ribu pasien yang dinyatakan positif COVID-19 dan sekitar 239 orang lainnya meninggal dunia. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding Indonesia yang kini menginjak total 450 kasus virus corona.
Dalam siaran langsung tersebut, Maudy sempat menyinggung soal cara penanganan virus corona di Amerika Serikat serta Indonesia. Semakin meningkatnya angka pasien positif COVID-19, membuat sebagian besar warga menyarankan agar Indonesia segera melakukan lockdown. Wanita 25 tahun ini pun memberikan pendapatnya.
“Pilihannya ada dua. Kalau tidak ekstrim lockdown atau massive testing. Jokowi milihnya testing. Saya rasa kalau diterapkan dengan baik akan bagus. Mudah-mudahan saja. Sudah lihat artikel dan sebagainya kan? Itu strategi kunci supaya rumah sakit tidak kelebihan beban. Harus dipastikan korban seminim mungkin,” ujarnya.
Dengan perbedaan jumlah pasien yang cukup jomplang antara dua negara tersebut, Maudy berharap penanganan virus corona di Indonesia akan jauh lebih taktis.
“Saya berpikir kasus banyak banget di sini. Indonesia juga sudah mulai cepat. Waktu kasus di Amerika Serikat masih sekitar 300-an seperti di Indonesia, kita tidak melakukan apa-apa. Tes juga susah kalau mau testing. Jujur saja, terlalu cepat buat bilang Amerika Serikat bagus atau enggak. Tetapi ya harus lihat yang sudah berhasil dihadapi saat ini,” sambung Maudy.
Keluarga Sedih Karena Maudy Ayunda Tidak Bisa Pulang
Di tengah wabah virus corona yang mengkhawatirkan ini, keluarga tentu merasakan kesedihan karena mereka harus terpisahkan benua dengan Maudy. Meski demikian, pemain film Habibie & Ainun 3 ini selalu menjaga komunikasi setiap harinya dan memantau segala perkembangan.
“Reaksi keluarga cukup sedih karena harus jauh dan diskusi pulang atau enggak. Tapi resiko traveling. Di Indonesia situasi belum pasti. Sekarang, saya akan ada di sini tapi tetap mengikuti perkembangan,” pungkasnya.
Akhir kata, Maudy mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap waspada dengan wabah virus corona ini. Terlebih lagi, COVID-19 masih terbilang cukup baru untuk Indonesia sendiri.
“Situasi corona berat banget buat kita semua. Mentally heavy. Enggak tahu apa yang terjadi. Setiap hari ada yang baru. Gila, setiap hari. Ketidakjelasan ini di luar kontrol kita dan itu menakutkan sih. Aku related kalian pasti sama-sama stres. Tapi harus semangat, telponan sama keluarga dan teman. Jangan sampai drop,” begitu pesan Maudy Ayunda.