IntipSeleb Lokal – Pada tahun 2018 silam, Tretan Muslim dan Coki Pardede sempat mendapat sorotan masyarakat karena aksi keduanya yang memasak babi yang dicampur dengan kurma yang dituding sebagai penistaan agama.
Ternyata ada dampak yang terjadi akibat kejadian itu dalam gaya Tretan dalam menyampaikan materi komedinya. Lantas apa itu? Simak berikut ini.
Dampak Kontroversi Babi Kurma
Belum lama ini, Tretan Muslim ditanya kembali perihal kontroversi Babi-Kurma yang sempat menghebohkan publik. Najwa Shihab lantas menanyakan seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari kejadian itu untuk gaya berkomedi Tretan.
"Kilas balik yang babi kurma itu tuh seberapa jauh akhirnya berpengaruh ke gaya berkomiknya Muslim?” tanya Najwa Shihab dikutip dari YouTubenya, Rabu, 2 November 2022.
Tretan pun menjawab bahwa dampaknya adalah ia jadi lebih menegaskan bahwa ia menjadi ‘musuh masyarakat’. Ia pun mendapatkan ide untuk membuat konten dengan label tersebut.
"Impactnya adalah saya jadi lebih ya tadi, menegaskan jadi musuh masyarakatnya. Makin jelas kalau jadi musuh masyarakat, bahkan ‘Musuh Masyarakat’ itu konten podcast kita. Jadi sekalian aja, lu nganggep kita musuh masyarakat oke lah kita bikin konten Musuh Masyarakat,” jelas Tretan.
Jadi Musuh Ormas
Tak hanya itu saja, Tretan juga menyebut bahwa ia sempat menjadi musuh dari ormas. Bahkan sempat juga ada omongan dari oknum yang hendak mendatangi rumah Tretan yang ada di Madura.
"Gara-gara itu kita juga dari musuh ormas juga. Tapi positifnya gara-gara kasus itu, kita jadi lumayan lebih valid ngomongin bahwa memang radikalisme, intoleransi, memang waktu itu saya berlebihan, mungkin, ya. Tapi apakah berhak orang ngedatengin tempat saya ngancam 'mana Muslim',” kata Tretan.
“Mau datengin rumah saya di Madura, mau persekusi. Nah itu yang menjadi positifnya bahwa persekusi gini, jangan semena-mena lagi. Maksudnya kalau memang anda merasa saya menistakan (agama), bisa dilaporin. Kalau mau ngata-ngatain saya boleh juga. Tapi jangan dateng beneran dong, ini sudah tidak terlalu lucu,” sambungnya.
Kendati begitu, Tretan menyebut bahwa hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa memang ada intoleransi di tengah-tengah masyarakat.
“Kalau dateng beneran ‘mana Muslim Coki’, mau datengin rumah saya di Madura. Mana nih Muslim, harus minta. Nah itu jadi validasi kalau yang kita omongin tentang radikalisme intoleransi itu bener adanya,” pungkas Tretan Muslim. (Cy)