IntipSeleb Lokal – Publik sangat menyayangkan sikap yang diambil oleh Lesti Kejora memaafkan suaminya, Rizky Billar dan membebaskanyan dari penjara. Padahal Billar disangkaka dugaan melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kepadanya dan terdapat bukti visum juga video.
Pakar ekspresi, Kirdi Putra berpesan, bahwa pelaku KDRT kerap melakukan manipulasi perilaku untuk kemudian melakukan kekerasan berulang kepada korbannya. Dia menyayangkan sikap Lesti Kejora, padahal jika tidak dicabut laporannya, ibu satu anak itu merupakan pahlawan seluruh wanita yang teraniaya dalam rumah tangga. Penasaran? Baca artikel di bawah ini.
Manipulasi Korban
Banyak pihak yang menyayangkan sikap Lesti Kejora mencabut laporannya di Polres Jakarta Selatan pekan lalu, terhadap tersangka dugaan KDRT, yakni suaminya sendiri, Rizky Billar.
Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra akhirnya kembali buka suara soal keputusan Lesti itu. Dia menganalogikan hal yang umum terjadi di luar, sebelum masuk ke persoalan pokok dicabutnya laporan KDRT terhadap Rizky Billar.
Menurutnya, pelaku KDRT kerap memanipulasi korbannya dengan perilaku manis seolah jera atas perbuatannya. Pelaku akan berupaya mendapatkan maaf yang tulus dari korban, dengan memohon maaf bahkan bisa sambil bersujud.
Sayangnya perilaku ini bukan sebuah pembenaran, artinya pelaku hanya bersikap demikian untuk mendapat simpati dari korban dan memaafkannya. Namun kemudian kejadian serupa akan terulang dan korban mendapat KDRT yang sama bisa jadi lebih berat dari sebelumnya.
"Pelaku kekerasan akan melakukan sebuah pola yang sama, dia akan menyesal atau pura-pura menyesal, dia akan minta maaf atau pura-pura minta maaf dan kemudian dia akan baik-baikin," kata Kirdi Putra, seperti dilansir IntipSeleb dari Instagram @lambegosiip, pada Senin, 17 Oktober 2022.
Menurut Kirdi Putra sudah banyak pelaku KDRT yang sampai cium kaki, memeluk, menyesal, minta maaf kepada korban untuk meyakinkan penyesalannya berlaku demikian. Namun sayangnya banyak juga korban yang akhirnya luluh kemudian kejadian KDRT pun terulang lagi.
"Bisa, dan itu banyak yang luluh lho yah dan KDRT terulang lagi. Jadi gak ada pelaku yang takut sama korbannya," ujar dia.
Sayangkan Sikap Lesti
Pelajaran berharga ini dinilainya harus bisa diambil Lesti Kejora sebagai pengalaman berharga yang tak boleh terulang kembali. Namun Lesti seolah memberikan kesempatan kepada suaminya untuk melakukan perbuatan yang sama dengan membebaskan sebelum mendapat efek jera.
Menurutnya, Lesti harusnya tidak perlu mengulang kesempatan kedua dan ketiga untuk kemudian menjadi kondisi yang lebih berat. Padahal, kata Kirdi, jika Lesti tidak mencabut laporan, dia merupakan pahlawan bagi wanita di seluruh Indonesia yang selama ini tak bisa bersuara tentang KDRT yang dialaminya.
"Kalau dia meneruskan laporan tidak mencabut laporan, artinya dia pahlawan bagi seluruh orang di Indonesia yang menjadi korban kekerasan. Artinya ini efek jangka panjangnya lebih ngeri, dibanding sakit fisik," kata Kirdi Putra sayangkan sikap Lesti Kejora. (bbi)