IntipSeleb Lokal ā Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 129 suporter bola menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat Tanah Air. Salah satunya adalah Valentino Jebret.
Usai tragedi tersebut, Valentino merasa berada di titik terendah dalam kariernya hingga memutuskan mundur sebagai komentator Liga 1. Ada anak-anak yang menjadi korban dari tragedi Kanjuruhan, membuat Valentino merasa bersalah. Lantas kenapa? Simak selengkapnya berikut ini.
Merasa bersalah
Diundang ke podcast Deddy Corbuzier, Valentino Jebret membahas perihal tragedi Kanjuruhan yang sempat dipandunya. Deddy menyebut bahwa istrinya sempat bertanya kenapa bisa ada anak-anak yang ikut menonton bola ke stadion hingga menjadi korban.
Deddy yang menyebut bahwa bola sudah seperti family entertainment, ekspresi Valentino Jebret tiba-tiba berubah. Bahkan menyebut bahwa ia merasa bersalah karena hadirnya anak-anak di stadion.
"Tapi ketika gue lagi ngobrol seperti itu, correct me if Iām wrong, gue tiba tiba liat muka lu berubah. Ini yang gue gak ekspek dari lu, lu mengatakan ini salah gue juga sih, kenapa bisa ada anak-anak yang nonton bola disana,ā kata Deddy Corbuzier dikutip dari YouTubenya, Selasa, 4 Oktober 2022.
Valentino pun mengakui bahwa ia merasa sedih, lantaran sebelumnya ia sering kali mempromosikan bahwa stadion bola sekarang sudah jauh lebih menyenangkan.
"Yang buat gue sangat sedih, gue sering ngomong bahwa sekarang sepak bola Indonesia itu lebih mengasikkan, lo bisa bawa keluarga lu buat dateng, lu jangan takut lagi, karena sekarang stadion itu tempat yang ramah buat family recreation," ujar Valentino Jebret.
Komentator bola itu menyebut bahwa ia berani menyebutkan hal itu lantaran beberapa musim terakhir banyak wanita bahkan anak-anak dan ibu-ibu yang dateng ke stadion.
"Itu juga yang memberanikan gue untuk mengatakan bahwa sekarang jauh lebih indah, lebih mengasikan, ayo yang memang mau ngerasain dateng ke stadion, dateng lah ke stadion. Karena merasakan dateng di stadion mendukung tim itu dengan lu nonton tv itu sensasinya berbed,ā kata Valentino.
Salah segmen penonton
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Bung Jebret itu juga menyebut bahwa bahasa yang ia sampaikan justru diterima oleh kalangan ibu-ibu dan anak-anak.
"Gue menggunakan bahasa yang mudah dicerna tapi ternyata dicerna sama segmen penonton gue itu ibu-ibu dan anak-anak," ujar Valentino.
"Akhirnya ketika mereka udah merasa senang, terus pengen nyoba dateng ke stadion tapi ternyata dalam satu momen terjadi tragedi sepert ini, apakah gue berdosa gak ngomong bahwa stadion itu udah aman? Bahwa ayo datang ke stadion gitu, sementara pada akhirnya diliat ternyata stadion begini, stadion mengerikan, untuk kejadian kemarin ya. Bukan pada saat pertandingannya, tapi pada saat akhirnya," tandas Valentino Jebret soal banyak anak datang ke stadion bola. (Cy)