“Perbedaannya dari segi treatment. Karena film ini ada beberapa adegan in game, jadi butuh beberapa treatment khusus yang sedikit butuh effort aja dan makan waktu. Seperti Livy dan Prince saat bermain game sempat babak belur, digambarkan nyata babak belur di muka keduanya,” sambung Rendy.
Livy Renata adegan tersulit dalam filmnya ini adalah ketika dirinya harus berada di sebuah kolam renang.
"Jadi ada adegan yang menurut i sedikit susah, yang kita harus nyebur, jadi ini tuh susah karena kita semua punya pressure dari sutradara, kalau ini gagal kita harus take lagi, our clothes, our hair, our make up, itu harus ulang, jadinya we bought we’re like really pressure, tapi… we did it well, one take,” cerita Livy.
Sementara itu, Prince yang sudah lebih dulu dekat dengan Livy Renata merasa bisa sangat akrab dengan pemain-pemain lain.
“Aku kan masih termasuk baru ya dibidang akting, trus pertama kali diajakin main film Love In Game, yang aku lihat cast-nya dan ceritanya menarik ‘she falls in love with a boy through a game’ belum pernah aku temuin di film Indonesia. Menariknya, ternyata meski baru kenal di lokasi, sama ko Julian dan kak Rachel, kita berempat tuh seru banget, karena tanpa disadari kita punya inside joke, haha,” jelas Prince.
Tak hanya Livy Renata, Gabriel Prince, Rachel Florencia dan Julian Jacobs. Film Love In Game juga dibintangi oleh Arif Alfiansyah sebagai Pak Yono supir Livy, Brenda Kwan sebagai Mama Livy, dan Daniel Topan sebagai Dosen yang berlogat India-Inggris. (rgs)