img_title
Foto : Instagram/@najwashihab

IntipSeleb Lokal – Kemiskinan di Indonesia belum banyak terobati oleh kebijakan-kebijakan pemerintah. Tapi sudah ditambah lagi dengan kenaikan BBM Bersubsidi yang biasa dinikmati rakyat kecil.

Jurnalis senior, Najwa Shihab membocorkan, bagaimana kisah seorang nelayan yang miskin jadi tambah miskin dengan kebijakan BBM Bersubsidi. Mirisnya, ujar Najwa, mereka memilih tidak melaut lantaran tekor. Penasaran? Baca artikel di bawah ini.

Miskin tambah Miskin

Instagram/@insta_julid
Foto : Instagram/@insta_julid

Jurnalis Najwa Shihab memang selalu mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah, yang selalu tidak sepadan dengan kebutuhan rakyat kecil. Di tengah angka kemiskinan yang kian tinggi, pemerintah justru menaikkan subsidi BBM yang biasa dikonsumsi rakyat kecil.

Singkat cerita, dia mengulas kisah sebuah nelayan di Tegal yang terpaksa berhenti melaut lantaran harga BBM Solar Subsidi naik. Nelayan tersebut, seloroh Najwa, tidak bisa menutupi ongkos melaut dengan penghasilan yang didapat.

Biasanya, ujar Najwa, nelayan biasa mengeluarkan ongkos melaut sekitar Rp120 ribu sekali jalan. Namun sekarang nelayan sampai harus menghabiskan ongkos hingga Rp150 ribu.

Walau kenaikan harga BBM terjadi, Najwa justru menyoroti harga beli ikan hasil tangkapan nelayan yang tidak ikut naik. Bahkan harga ikan anjlok dan nelayan tak dapat menjual hasil tangkapannya dengan layak.

"Sekarang tuh harga ikan anjlok, sekilo hanya dijual Rp15 ribu sampai Rp35 ribu. Sementara nelayan hanya dapat sehari cuma 3 kilo, gak nutup," ujar Najwa, seperti dilansir dari Instagram @insta_julis, Kamis, 15 September 2022.

Inilah yang dikatakan orang miskin tambah miskin. Najwa menyoroti kebijakan pemerintah yang tak kunjung memperbaiki perekonomian rakyat kecil, justru menambah beban negara dengan memperkaya orang kaya.

Tidak Makan

YouTube/Rhoma Irama Official
Foto : YouTube/Rhoma Irama Official

Nelayan itu, kata Najwa, akhirnya terpaksa tidak melaut sebab kenaikan ongkos mencari ikan yang mencapai Rp30 ribu per hari tidak bisa digunakannya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Jika terpaksa melaut, maka anak istri di rumah terpaksa juga tidak makan.

Najwa menjelaskan, maka para nelayan lebih baik tidak melaut dengan memakan uang yang ada. Namun hal ini tidak bisa dilakukan seterusnya, mereka akan tambah miskin jika tidak berusaha.

"Sama seperti nelayan di Kalimantan, mereka mau beli BBM Subsidi habis. Akhirnya mereka beli yang non subsidi sekitar Rp12 ribu - 18 ribu. Ongkos sehari Rp800 ribu sampai Rp1 juta. Sedangkan pendapatannya hanya Rp500 ribu, gak balik modal," katanya.

Sementara di sisi lain, harga es untuk mengawetkan ikan pun ikut naik seiring harga solar yang mengerek ke atas. Akhirnya nelayan memiliki tidak melaut karena tidak balik modal.

"Ya jadi gak melaut aja, gak balik modal," ujarnya. (bbi)

Topik Terkait