IntipSeleb Lokal – Melanie Subono kerap menyuarakan isi pikirannya di Instagram sehingga warganet kerap memintanya untuk memberi tanggapan soal kasus-kasus hangat di dalam negeri. Hal itu tak terlepas dari dirinya sebagai seorang aktivis.
Selain jadi aktivis, Melanie Subono kerap mendalami budaya Indonesia dengan menjelajahi keliling berbagai daerah di Tanah Air. Kini terbaru Melanie Subono menunjukkan bagian tangannya seolah-olah dipaku, seperti apa? Yuk simak artikel selengkapnya bareng IntipSeleb.
Tangan Melanie Subono
Melanie Subono merupakan seorang aktris dan musisi yang telah lama melanglang di dunia hiburan Tanah Air. Di mana ia adalah putri dari Adrie Subono, seorang promotor musik terkenal yang juga keponakan dari presiden RI ke-3, BJ. Habibie. Melanie Subono sendiri lahir pada 20 Oktober 1976.
Telah banyak berkarya di dunia hiburan, beberapa tahun belakangan Melanie Subono sibuk menjadi aktivis dan juga menyuarakan untuk tegaknya keadilan di media sosial Instagramnya. Di mana ia kerap memberikan tanggapan dan juga sudut pandangnya dalam melihat kasus yang sedang ramai di bahas dalam negeri.
Di samping itu, Melanie Subono kerap berkeliling daerah-daerah di Wilayah Indonesia untuk lebih mengenal budaya. Pasalnya Melanie sendiri memiliki jiwa seni yang tinggi sehingga tubuhnya pun dipenuhi dengan gambar atau tato sebagai bentuk dari ekspresinya.
Baru-baru ini, Melanie Subono terlihat sedang mengunjungi wilayah Kalimatan. Di mana ia mengunggah dirinya sedang berbaring dan menunjukkan satu tangannya yang sedang digambar dengan sebuah alat mirip dengan paku dan rupanya sebuah jjarum untuk bagian kulitnya.
“TUMPA LENGAN . Tumpa artinya Gelang yang dipasang di lengan. Motif ini di pakai PEREMPUAN sebagai identitas atau penanda perempuan itu punya keahlian Tato IBAN. Dengan cara tradisional, Menggunakan 2 batang kayu ulin dengan jarum dengan cara di ketok ketok ke kulit. Terimakasih @rajahkulit.ttt , HORMAT !!!
Ini Indonesia gue, mana indonesia lo?,” tulis Melanie.
Akui Lebih Sakit Tato dengan Mesin
Melanie Subono pun dimintai keterangan oleh warganet seperti apa rasa sakitnya. Ia pun menjelaskan lebih terasa jika digambar dengan mesin seperti yang diketahui pada umumnya, dibandingkan cara tradisional yang ia coba di Kalimantan tersebut.(rgs)
