"Hasilnya, saya lost control (lagi) dan lawan saya yg didukung mafia medusa berhasil membuat saya kembali dibui," tulisnya.
"Di kasus kedua ini jujur saya MALU terhadap SEMUA kawan2 yg setia bersolidaritas di kasus pertama. Saya MALU kembali merepotkan mereka. MALU menjadi manusia yg tak bisa bersyukur. MALU terhadap istri, ibu dan ayah saya. Dan dari rasa MALU yg mendalam tsb saya sempat berkeyakinan jika kali ini tidak akan ada yg namanya aksi solidaritas apapun utk saya. Baik itu di Bali maupun di luar Bali. Dan saya pun menyiapkan mental ini utk kali ini berjuang sendiri saja," sambungnya.
Dukungan Luar Biasa
Jerinx SID tidak menyangka pada kasus ini dirinya justru mendapatkan dukungan yang sangat besar dari publik. Bahkan, konser-konser solidaritas mulai dilakukan oleh pendukungnya.
"Namun berkat kecakapan tim kuasa hukum saya @gendovara @sugengteguhsantoso dkk -- di mana mereka berhasil mengungkap fakta jika si pelapor tidak merasa terancam (malah sebaliknya) dan dugaan adanya unsur pemerasan di kasus saya, publik pun akhirnya tidak tinggal diam; mereka merespon dengan mengadakan aksi2 solidaritas; mulai dari aksi lelang sepeda untuk memodali aksi berbagi pangan saat sidang saya di Jakarta, hingga mengadakan konser2 amal baik skala kecil maupun sedang di hampir seluruh kota2 besar di Indonesia yg melibatkan LEBIH DARI 100 BAND jika dihitung totalnya," tulis Jerinx.
Jerinx merasa sangat terbantu sebab diakuinya selama pandemi COVID-19 dirinya tidak mendapatkan penghasilan apapun. Semua sumber penghasilannya lenyap begitu saja.