IntipSeleb Lokal – Tak sedikit artis Indonesia yang mantap memutuskan untuk hijrah dan lebih taat dalam menjalankan perintah agama. Salah satu artis yang termasuk dalam kategori itu adalah Dik Doank.
Sebelum memutuskan untuk hijrah, ia sempat bertanya perihal bagaimana rasanya mati. Tak lama, ia pun diberikan sebuah mimpi. Penasaran mimpi seperti apa? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Dik Doank Mimpi Dicabut Nyawa 9 Kali
Dik Doank mengaku bahwa dulu ia pernah bermimpi dicabut nyawanya sebanyak sembilan kali. Ia pun mengungkap betapa sakitnya proses terpisahnya nyawa dan raga itu.
Dik Doank mengibaratkan dicabutnya nyawa seperti buah durian yang ditaruh di dalam perut. Kemudian, duren tersebut diikat dan ditarik hingga ke ubun-ubunnya.
Mimpi ini terjadi tak lama setelah dirinya bertanya-tanya soal bagaimana rasanya dicabut nyawa. Setelah kejadian itu, ia merasa kapok.
"Terus saya dimimpiin sembilan kali dicabut nyawanya. Rasanya kayak Duren ditaro di dalam perut, diiket pakai handuk, ditarik paksa ke ubun-ubun. Aduh sakit banget," ungkap Dik Doank saat ditemui awak media di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan pada Selasa, 9 Agustus 2022.
"Itu gara-gara saya nanya rasanya dicabut nyawa kayak apa. Ya dikasih tahu sama Allah. Setelah itu saya kapok," lanjut pria bernama lengkap Raden Rizki Mulyawan Kartanegara Hayang Denada Kusuma itu.
Dik Doank Mimpi Kiamat
Selain bertanya perihal bagaimana rasa dicabut nyawa, Dik Doank juga mengaku pernah bertanya soal salat. Ia bertanya-tanya untuk apa kegunaan Rukun Islam kedua tersebut.
Dik Doank menjelaskan bahwa dari pertanyaan tersebut dirinya memulai perjalanan yang cukup panjang untuk dirinya. Ia berpikir bahwa orang yang rajin ibadah saja belum tentu masuk surga, apalagi orang yang tak rajin ibadah.
"Di mana saya liat orang salat aja belum tentu selamat, apalagi kalau saya enggak salat gitu loh," jelas pria usia 53 tahun itu.
"Jadi, sejak itu saya bertanya, 'Allah salat itu apa sih gunanya?'. Maka itu pencarian yang panjang banget ya," kata pria kelahiran 21 September 1968 itu memungkasi. (bbi)