"Dalam sistem agama saya harus masuk pada aksioma, jadi dalam agama yang paling saya percaya sampe saat ini yang tinggi posisinya, yang saya percaya cuma Al Quran, titik. Hadits itu masih ragu kadang-kadang," aku Noe Letto.
Jelaskan kemungkinan tidak akurat
Noe Letto pun mencoba menjelaskan apa yang dipahaminya. Menurutnya, hadis bisa memiliki kemungkinan adanya distorsi sehingga ada kemungkinan tidak akurat.
"Karena periwayatannya, karena, ini mohon maaf ya saya lebih percaya pihak Madinah daripada hadis, ini logika adalah pihak Madina adalah kanjeng Nabi pegang langsung, jadi saya bisa melihat banyak keputusan yang dilakukan Nabi langsung di situ. Tapi ketika hadis itu udah 100 atau 150 tahun dikumpulkan, itu ada kemungkinan distorsi. Saya gak ngomong itu salah, tapi ada probability tidak akurat," jelas Noe Letto
"Tapi kalau ngomong Al Quran dan pihak Madinah, Al Quran pasti lebih tinggi, probabilty akurasinya sangat tinggi, saya hanya perlu percaya 100 persen pada Al Quran, yang perlu saya ragukan adalah pemahaman saya terhadap Al Quran," sambungnya.
"Kalau saya mengistilahkan seperti wudu, Al Quran itu air mutlak, kalau tafsir itu mustamal, udah bekas wudu orang, jadi harus mengumpulkan banyak agar bisa diwuduin lagi," pungkas Noe Letto. (jra)