IntipSeleb Lokal – Baru-baru ini, viral kasus anak SD di Tasikmalaya yang meninggal dunia karena menjadi korban perisakan (bullying). Anak SD tersebut meninggal dunia karena dipaksa setubuhi kucing.
Saat ini, kasus tersebut sedang diselidiki. Sialnya, Wagub Jabar mengatakan bahwa kasus tersebut hanya bercanda dan tak perlu di bawa ke meja hijau (persidangan). Mendengar perkataan tersebut, Cinta Laura akhirnya bertindak. Mau tau sperti apa? Yuk, cek selengkapnya di bawah ini!
Pernyataan Wagub Jabar soal kasus Anak SD yang meninggal karena di-bully
Uu Ruzhanul selaku Wagub Jabar telah membuat publik geram, soal pernyataannya mengenai kasus anak SD di Tasikmalaya yang meninggal dunia karena depresi usai menjadi korban perisakan dan diminta sentubuhi kucing. Menurut Wagub Jabar, kasus tersebut hanya bercandaan dan tak perlu dilanjutkan ke persidangan. Paling mirisnya, Wagub Jabar menuturkan candaan soal tidak adanya ereksi.
"Secara kasat mata di video tidak ada persetubuhan. Ya mohon maaf, itunya (alat kelamin korban) aja gak bangun. Saya lihat ada hal yang dimanfaatkan oleh orang lain. Di awal ada video pembukaannya. Paling yang harus dkejar adalah mereka yang menyebarkan video seperti itu" ucap Uu di kantor KPAID yang dikutip dalam unggahan Instagram Lawanpatriarki pada Senin, 25 Juli 2022.
Ungkapan Wagub Jabar tersebut akhirnya disentil oleh Cinta Laura dengan mengungkap undang-undang perlindungan anak.
Cinta Laura langsung sentil Wagub Jabar dengan UU Perlindungan Anak
Di ketahui, UU Perlindangan Anak di Indonesia memang sudah ada tetapkan. Hanya saja, UU tersebut tampaknya tak pernah diimplementasikan dengan layak. Hal itulah yang dibahas oleh Cinta Laura.
"UU Perlindungan Anak ada, begitupun UU TPKS. Tapi bagaimana undang-undang tersebut bisa benar-benar diimplementasikan dan berfungsi sebagai perlindungan dan kekerasan jka orang-orang yang berkuasa tidak memiliki rasa empati dan pengertian tentang isu-isu ini." ucap tegas Cinta Laura dalam unggahan akun Instagram pribadinya.
"Honestly So disappointed (kecewa), melhat berita-berita yang seringkal menunjakkan bahwa pemimpin-pemimpin dan penegak hukum sama sekali tidak mengerti dampak fisik, mental dan emotional bagi korban yang mengalmi hal-hal tidak manusiawi seperti ini. Memalukan juga melihat bahwa mereka tidak sadar dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan mental dan produktifitas masyrakat kita." tambahnya. (jra)
