IntipSeleb – Ditinggal pergi selama-lamanya oleh sosok ibu tentu menjadi hal berat. Begitupun yang dirasakan oleh Aditya Tumbuan setelah ibunya yakni Rima Melati, dinyatakan meninggal, Kamis, 23 Juni 2022, tepatnya pukul 15.14 WIB.
Aditya nampak sangat tegar menerima kenyataan sang bunda telah tiada. Lantas seperti apa sebenarnya Perasaan Aditya Tumbuan dengan kepergian Rima Melati? Simak selengkapnya hanya di artikel berikut ini.
Terlihat Tegar
Rima Melati menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto. Aktris senior yang mulai populer sejak 1960-an itu tutup usia setelah hampir 2 minggu dirawat di rumah sakit tersebut.
Putra Rima Melati, Aditya Tumbuan nampak terlihat tegar. Bahkan pria itu mencoba menenangkan anggota keluarga yang lain kala menangis sedih harus menerima kepergian Rima Melati.
"Jangan menangis, kita tidak boleh bersedih," kata Aditya Tumbuan selaku putra dari mendiang Rima Melati sambil menenangkan anggota keluarganya yang menangis di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Soebroto pada Kamis, 23 Juni 2022.
Gurat kesedihan tetap nampak di mata putra Rima Melati. Bagaimana tidak, dirinya harus menerima kenyataan ibundanya meninggal dunia.
"Saya mungkin terlihat tegar. saya harus tegar karena memang itu yang ibu saya mau. Kita semua harus mengikhlaskan harus tegar dan saya, khususnya saya dan istri percaya, kehidupan yang di sana jauh lebih baik daripada di sini. Tuhan lebih sayang ibu daripada ketika masih di sini," pungkas Aditya Tumbuan
Keluarga Akui Ikhlas
Ternyata sejak kondisi Rima Melati semakin menurun, Aditya Tumbuan sudah mencoba untuk ikhlas. Terlebih dengan penyakit yang menggerogoti tubuh aktris senior itu bukan hanya satu, tetapi mulai dari infeksi luka, paru-paru, ginjal, hingga gagal jantung.
"Saya sempat ngobrol, saya sempat minta maaf, saya sempat bilang 'kalau memang sudah tidak kuat atau mama merasa sakit, kita semua sudah ikhlas, kita semua berlapang dada kalau ini yang terbaik buat mama'. Begitu selesai bicara, saya berencana pindah ruangan," pungkas Aditya Tumbuan
"Baru saya pindah ruangan, tiba-tiba dokter lari ke ruangan ibu saya. Karena, kalau di ICU itu semuanya dimonitor. Jadi, ketika saya mau pindah, sepertinya ibu drop. Dokter langsung lari, perawat lari, bilang ke saya, 'ibu gagal jantung'. Akhirnya dilakukan pertolongan pertama. Di situ saya merasa bahwa memang sebaiknya ibu sudah saatnya untuk pergi," lanjutnya.(prl).