IntipSeleb – Kisah Nabi Yunus merupakan salah satu dari kisah 25 nabi yang sering diceritakan karena mengandung hikmah yang besar dan dapat menjadi suri teladan bagi umat.
Karena besarnya hikmah dan pelajaran yang bisa didapat dari kisah Nabi Yunus, di dalam Al-Qur’an pun Allah mengabadikan nama Nabi Yunus dalam sebuah surah khusus, yakni Surah Yunus yang terdiri dari 109 ayat.
Perjalanan yang dilalui pun sebenarnya tak jauh berbeda dengan pada nabi dan rasul lainnya. Nabi Yunus pun diutus oleh Allah SWT kepada sebuah kaum untuk mengajarkan dan menyebarkan ajaran Tauhid.
Selama menyebarkan ajaran Allah SWT, Nabi Yunus juga menghadapi cobaan dan ujian berupa penolakan dari orang-orang yang saat itu masih menutup diri dari hidayah. Lantas, bagaimana kisah lengkap Nabi Yunus? Yuk, simak hingga akhir agar dapat mengambil hikmahnya.
Kisah Nabi Yunus dan Kaum Ninawa
Allah SWT mengutus Nabi Yunus ‘alaihissalam kepada suatu kaum yang bernama kaum Ninawa. Mereka diketahui tinggal di sebuah kawasan yang terletak di daerah Mosul, Irak. Nabi Yunus sendiri merupakan nabi yang berasal dari kaum Bani Israil dan dirinya hidup setelah Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa.
Para penduduk di kampung Ninawa itu dikisahkan berpaling dari ajaran Tauhid dan justru menyembah patung dan berhala. Oleh karena itulah Nabi Yunus diutus untuk kaum Ninawa tersebut agar mereka kembali ke jalan yang lurus, serta meninggalkan semua berhala dan patung sesembahan selain Allah.
Akan tetapi, kaum Ninawa justru menolak dan menyombongkan diri saat Nabi Yunus berusaha mengajak mereka kepada ajaran Tauhid. Mereka beralasan jika apa yang mereka lakukan adalah kebiasaan yang sudah ada secara turun-temurun.
Selain itu, selama ini mereka hidup dengan sejahtera dan tak pernah ada musibah atau bencana apapun yang menimpa. Dengan pemikiran seperti itu, kaum Ninawa pun dengan terang-terangan menolak menyembah Allah.
Meski begitu, Nabi Yunus tetap mengingatkan jika mereka terus melakukan kesesatan dan menyekutukan Allah, maka suatu saat akan ada azab pedih yang ditimpakan oleh Allah.
Namun sayangnya, mereka malah mendustakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Yunus, bahkan mengolok-olok serta menghinanya. Kaum Ninawa saat itu memilih jalan kekafiran dan kesesatan, serta meninggalkan ajaran dan petunjuk yang dibawa Nabi Yunus.
Nabi Yunus dikisahkan berjuang dalam dakwahnya mengajak kaum Ninawa ke jalan yang lurus selama 33 tahun lamanya. Selama periode tersebut, ternyata hanya dua orang dari kaum Ninawa yang mengikuti dakwahnya. Sementara sebagian besar yang lainnya masih saja mendustakan ajarannya.
Merasa kecewa dan marah, Nabi Yunus pun sudah tak lagi berharap apakah kaum Ninawa akan beriman atau memang tetap mau pada kekafiran. Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Yunus untuk menyampaikan pada kaumnya itu jika Allah akan menurunkan azab karena sikap mereka.
Nabi Yunus pun menyampaikan peringatan tentang azab tersebut, lalu dirinya memutuskan pergi meninggalkan kaum Ninawa. Tak berselang lama, tanda-tanda azab pun mulai terlihat di depan mata mereka.
Melihat tanda-tanda tersebut, semua orang baik lelaki, perempuan, hingga anak-anak merasa sangat takut akan azab yang menimpa mereka. Hal itu membuat mereka menyadari kekeliruannya dan akhirnya berdoa dengan sungguh-sungguh agar Allah tidak menimpakan azab kepada mereka.
Melihat ketulusan taubat kaum Ninawa, akhirnya Allah mengabulkan doa mereka dan tidak jadi menimpakan azab yang pedih kepada orang-orang dari kaum itu.
Nabi Yunus Dimakan Ikan Paus
Lantas bagaimana dengan Nabi Yunus? Nabi Yunus yang sudah terlanjur kecewa dan marah ternyata tetap pada keputusannya untuk pergi meninggalkan kaum Ninawa. Ia kemudian sampai di dermaga dan memutuskan menumpang di sebuah kapal kecil.
Kapal kecil tersebut sebenarnya tak cukup menampung terlalu banyak orang, dan saat Nabi Yunus datang pun kapal itu sudah kelebihan muatan. Namun sang nahkoda kapal rupanya tetap mengizinkan Nabi Yunus untuk naik.
Pelayaran Nabi Yunus dengan menggunakan kapal kecil itu pun dimulai. Awalnya perjalanan berjalan mulus, namun lama-kelamaan laut mulai tidak tenang dan ombaknya semakin meninggi. Ditambah lagi terjadi angin badai yang dahsyat sehingga membuat kapal semakin oleng dan hampir tenggelam.
Semua penumpang kapal pun panik dan segera berdiskusi mengenai cara agar kapal jangan sampai tenggelam. Mereka pun berusaha melempar sebagian muatan kapal ke laut dengan maksud meringankan beban.
Akan tetapi hal itu tidak berpengaruh karena kapal tetap oleng dengan dahsyat. Akhirnya mereka memutuskan untuk memilih salah satu penumpang ke laut agar beban kapal jadi jauh lebih ringan.
Para penumpang melakukan undian untuk menentukan siapa yang harus dilempar ke laut. Saat melakukan undian, ternyata nama Nabi Yunus yang keluar. Namun, penumpang lain tak ingin jika Nabi Yunus yang harus dilempar ke laut.
Akhirnya undian dilakukan lagi sebanyak tiga kali. Dari ketiga undian tersebut, ternyata nama Nabi Yunus terus keluar. Hingga mereka pun tak punya pilihan lagi dan memutuskan melempar Nabi Yunus ke laut.
Tak lama setelah Nabi Yunus terjun ke laut, seekor ikan paus besar pun menelan utusan Allah itu ke dalam perutnya. Akan tetapi atas izin Allah SWT, Nabi Yunus tak terluka sedikit pun saat dimakan ikan tersebut.
Nabi Yunus yang menyadari jika dirinya tak terluka sedikit pun langsung sadar dan bersujud kepada Allah sambil berdoa, seperti yang diabadikan pada Surah Al-Anbiya ayat 87:
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Para ulama berbeda pendapat tentang berapa lama Nabi Yunus berada di dalam perut paus. Ada yang mengatakan selama tiga hari, tujuh hari, hingga empat puluh hari. Ada pula yang mengatakan jika Nabi Yunus ditelan waktu duha dan dimuntahkan lagi di waktu sore.
Setelah Nabi Yunus menghabiskan beberapa waktu di dalam perut ikan paus, Allah pun memerintahkan ikan paus tersebut untuk pergi ke pinggir pantai dan memuntahkan sang nabi. Kemudian Allah SWT tumbuhkan pohon labu untuk tempat Nabi Yunus berteduh.
Allah pun memerintahkan Nabi Yunus untuk kembali ke kaum Ninawa dan mengabarkan pada mereka jika taubat mereka telah diterima. Menerima perintah tersebut, Nabi Yunus pun melaksanakannya.
Ia mendatangi kaumnya dan mengabarkan jika Allah telah mengampuni mereka dan menerima taubat mereka. Sejak saat itu, kaum Ninawa pun beriman kepada Allah sehingga mereka diberkahi kenikmatan hidup.
Ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Yunus. Di antaranya adalah keutamaan kesabaran dalam berdakwah, berserah diri kepada Allah SWT, pentingnya mengendalikan emosi saat akan mengambil keputusan dan agar jangan berputus asa dari rahmat Allah.
Demikianlah kisah Nabi Yunus yang mengandung banyak pelajaran dan suri teladan bagi umat. Semoga kisah di atas dapat semakin menambah keimanan dan ketaqwaan. (bbi)