IntipSeleb – Barry Prima, aktor senior Tanah Air belakangan menghebohkan publik. Bukan tanpa sebab, hal ini lantaran foto masa lalu Barry Prima viral di medsos dan disebut sebagai Sylvester Stallone versi Indonesia.
Di sisi lain, publik dikagetkan dengan agama Barry Prima. Lantas, apa itu? Simak selengkapnya di bawah ini.
Disebut Sylvester Stallone Indonesia
Barry Prima, aktor kawakan Tanah Air ini sukses menghebohkan publik. Hal tersebut lantaran foto lawas Barry Prima yang masih hitam putih itu tersebar di media sosial. Salah satu akun meengunggah foto lawas Barry Prima.
Foto tersebut menunjukan saat Barry Prima masih muda. Paras wajahnya itu sukses menuai pujian dari warganet bahkan ia disebut-sebut sebagai Sylvester Stallone versi Indonesia.
“Hubertus Barry Knoch Prima (lahir 31 Oktober 1955) adalah seorang aktor berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal sebagai Barry Prima. Beliau adalah seorang aktor dari tahun 1978 - sekarang, khususnya untuk film2 Laga,” tulis akun tersebut dilansir IntipSeleb pada Instagram @cah90anyk.
Sontak saja, berbagai respons pun memuji ketampanan aktor senior tersebut. Meski sudah berusia 66 tahun, Barry Prima tampak terlihat awet muda dan tampan.
"Ya ampun gantengnya. Kenapa tidak dari dulu saya lahir di zamannya om hhhhh,” tulis netter.
”Tubuh kekar dan Keahlian Taekwondo yang dikuasai, membuat karir beliau begitu mudah melejit di industri perfilman laga," timpal netter yang lain.
”Bikin jatuh hati itu foto,” sambung netter.
Agama Barry Prima
Aktor kawakan pemeran serial Jaka Sembung ini merupakan aktor blasteran Belanda. Ia sempat membeberkan kisahnya saat masih kecil. Ia sempat hijrah ke Swiss lantaran saat itu Belanda tengah terasingkan.
“Gara-gara Belanda yang diasingkan waktu itu. Akhirnya pindah keluar negeri," ucap Barry Prima.
Diketahui, agama Barry Prima merupakan Islam. Ia kerapkali terlihat memakai sorban dan juga peci ketika berpergiaan ke luar. Selain itu, Barry juga sering memberikan bantuan kepada sesama. Aktor senior ini diketahui memberikan bantuan berupa biaya sebesar Rp280 juta pada akhir Agustus 2021 saat pandemi berlangsung. (jra)