Walau mengaku walau cukup takut dengan SARA, dr.Tirta mengatakan tidak pernah berhenti belajar agama. Masih merasa tidak tahu apa yang harus diyakini, dr.Tirta mengaku mempelajari dua agama yakni Islam dan Kristen. Ia bahkan mengatakan dalam seminggu bisa ke tempat pengajian dan juga ke Gereja.
Alasan dr.Tirta waktu kecil cukup simpel. Sebab, ia merasa jika berada di tempat ibadah dua agama akan mendapatkan voucher ke Surga lebih banyak.
“Gue ngerasa gini, bokap gue muslim, terus gue kan di zaman kecil, karena gue sendiri, gue sering mampir ke TPA (Tempat Pengajian Anak) di kamis, minggunya ke sekolah minggu, karena gue mikirnya kecil kalau gue ke dua tempat ibadah, voucher gue ke Surga tambah banyak,” ucap dr. Tirta kepada YouTube Denny Sumargo.
Tamparan untuk dr.Tirta dari Kisah Ayahnya yang Menangis Kena Hujat
Namun, dr. Tirta merasa tertampar ketika berusia 17 tahun. Ia mendapat cerita bahwa ketika anak dari ayah yang seorang muslim tidak mengikuti keyakinannya saat besar dari orang tua beda agama, akan dinyatakan gagal.
Kala itu, ayah dr.Tirta menangis karena dihujat oleh satu pesawat lantaran dinyatakan gagal karena tidak bisa membawa anaknya memeluk agama Islam.