IntipSeleb – Musisi, Didi Riyadi menyampaikan surat terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo. Surat itu disampaikan oleh drummer Element ini melalui akun Instagram pribadinya, @didiriyadi_official. Ia mencurahkan isi hati dan keprihatinannya dengan kondisi saat ini.
Didi Riyadi juga menyoroti mengenai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ia menyampaikan menolak dengan adanya perpanjangan PPKM Darurat. Seperti apa surat terbuka yang disampaikan oleh Didi Riyadi? Berikut artikelnya.
Buat Surat Terbuka
Didi Riyadi membuat surat terbuka untuk Presiden RI Joko Widodo yang disampaikan melalui akun Instagram pribadinya. Pada awal surat, Didi Riyadi tampak memperkenalkan dirinya yang merupakan seorang pekerja seni.
"Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri, saya adalah Didi Riyadi, salah seorang rakyat Bapak yang hidupnya selama 31 tahun ini didedikasikan untuk dunia seni dan hiburan Indonesia, Ini kali pertama saya membuat surat terbuka kepada Bapak sosok yang sangat saya hormati sebagai pemimpin bangsa. Surat terbuka ini bagian dari concern dan kepedulian saya kepada bangsa dan negara, harapannya bisa sampai serta didengar oleh istana dan pemerintah," tulis Didi Riyadi dalam surat terbuka, Kamis, 15 Juli 2021.
Diri Riyadi menyampaikan jika dirinya sangat mencintai Indonesia sehingga ingin menyampaikan beberapa hal terkait apresiasi, keprihatinan, dan pendapatnya terkait situasi yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
"Pak, sudah setahun lebih kita dalam situasi keprihatinan yang tidak pernah kita impikan yaitu situasi very extraordinary akibat pandemi COVID-19. Kenyataannya kita benar-benar dalam wabah yang mendunia mengakibatkan semua orang harus beradaptasi dengan kenormalan baru termasuk mematuhi prokes dan aturan aturan baru yang ditetapkan. Dampaknya luar biasa dirasakan oleh masyarakat serta sangat memukul berbagai bidang terutama pada perekonomian, kesehatan, pendidikan, dunia sen dan hiburan serta bidang lainnya," tulisnya.
"Saya berterima kasih banyak kepada Bapak dan jajaran pemerintah dalam menangani situasi serta kondisi yang tidak mudah ini. Hormat dan apresiasi yang setinggi tingginya dari kami masyarakat Indonesia atas ketegasan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak populer seperti PSBB di awal pandemi sampai dengan PPKM Darurat sekarang," sambungnya.
Menolak Perpanjangan PPKM Darurat
Terkait PPKM Darurat yang isunya akan diperpanjang, Didi Riyadi menyampaikan jika ia sudah melakukan pengamatan kepada beberapa kalangan masyarakat termasuk orang-orang yang sering bekerja dengannya. Untuk itu ia menolak perpanjangan PPKM Darurat.
"Menolak perpanjangan PPKM Darurat Jawa & Bali Alasan: 1. Simple saja Pak, sudah pasti banyak yang kena imbasnya terlebih lagi soal perut, banyak yang tidak bisa kerja, tidak bisa menafkahi keluarga," tulisnya.
Didi Riyadi merasa PPKM Darurat telah cukup banyak memakan korban usaha. Serta seniman dan musisi tidak lagi bisa manggung. Ia juga menganggap PPKM Darurat tidak dapat meredam penyebaran COVID-19.
"Perpanjangan PPKM Darurat tidak akan bisa selesaikan wabah, pilihannya seperti buah simalakama, mati karena wabah atau mati karena kelaparan," sambungnya.
Usul yang Diberikan
Untuk itu, Didi Riyadi memberikan usulan agar PPKM Darurat bisa diupayakan dengan versi yang lebih ramah, yang berpihak pada masyarakat menengah ke bawah. Sebab, ia sudah banyak melihat masyarakat yang terdampak.
"Banyak orang seperti buruh harian atau lepasan yang hanya digaji kalau dia kerja terlepas pekerjaanya tidak kritikal dan tidak esensial bagi negara tapi kritikal dan esensial bagi keluarganya. Mereka yang mendapatkan nafkah dari untung hasil dagangannya. Mereka yang punya gaji monthly payroll yang jelas mungkin tidak merasakan imbasnya, tetapi bagaimana dengan rakyat yang tidak punya monthly payroll? Bisa tolong dicek jumahnya mereka yang tidak gajian bulanan sesuai dengan data BPS terkini," tulisnya.
Untuk itu, Didi Riyadi menyampaikan jika PPKM Darurat tidak berdampak signifikan. Ia berharap adanya evaluasi strategi kebijakan dan koordinasi antar lembaga. Terutama harus memikirkan masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.
"Menggali ide dan terobosan baru dalam membuat kebijakan yang tidak melulu dan tidak hanya bersifat aturan, tetapi juga bersifat solutif bagi masyarakat yang terkena imbas ditetapkannya aturan itu. Mendorong pemerintah bukan hanya mengidentifikasi mereka yang terpapar COVID-19 tetapi juga mengidentifikasi mereka yang terdampak pandemi COVID-19 secara ekonomi dengan alat ukur yang tepat," tulisnya.
"Demikian surat terbuka saya sampaikan. Besar harapan saya Bapak Presiden berkenan membaca, mendengarkan serta mempertimbangkan pendapat saya yang dapat dikatakan juga mewakili sebagian dari rakyat Bapak yang merasakan dampak dari pandemi umumnya dan dari pemberiakuan PPKM Darurat khususnya. Atas perhatian Bapak, saya mengucapkan terima kasih," tulis Didi Riyadi mengakhiri surat terbukanya untuk Presiden Jokowi. (bbi)