img_title
Foto : Instagram/ @ernestprakasa

Jakarta – Baru-baru ini viral sebuah PH film yang menggunakan tragedi PPDS Undip yang meninggal karena diduga bunuh diri sebagai salah satu bahan konten promosi film terbaru mereka. Hal ini membuat sederet filmmaker murka, di antaranya adalah Joko Anwar dan Ernest Prakasa.

Ketika Joko Anwar menyebut produser dan PH film yang dimaksud tak beretika, Ernest Prakasa menyinggung soal track record produser tersebut di masa lalu. Scroll untuk membaca selengkapnya!

Tragedi Jadi Konten Promosi

Baca Selengkapnya ...

Lewat unggahan media sosialnya, rumah produksi Dee Company tengah gencar mempromosikan film terbaru mereka, Dosen Ghaib, yang sedang tayang di layar lebar. Tapi, PH milik Dheeraj Kalwani ini menyertakan kabar meninggalnya mahasiswa PPDS Undip.

Akun PH film tersebut mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mahasiswa PPDS Universitas Diponegoro dan menyertakan promosi film setelahnya.

“Turut berduka atas meninggalnya mahasiswa FK Undip diduga akibat dibully,” bunyi postingan akun medsos PH tersebut seraya mempromosikan film Dosen Ghaib dikutip dari akun X @Jus10Hendricks, Senin, 19 Agustus 2024.

Ernest Prakasa Singgung Track Record Dheeraj Kalwani

Baca Selengkapnya ...

Atas aksi tersebut, Ernest Prakasa pun akhirnya bersuara. Lewat cuitannya di X, ia tampak tak heran melihat sikap PH Dee Company dan produser Dheeraj Kalwani, mengingat track record-nya di masa lalu.

“Lagi pada heboh sama kelakuan produser yang kontroversial itu. Jujur, kalo lo liat track record dia dari dulu, yang barusan ini mah gak ada apa-apanya,” bunyi cuitan sutradara dan pendiri PH film Imajinari dikutip dari akun X @ernestprakasa pada Senin, 19 Agustus 2024.

Menanggapi cuitan Ernest Prakasa, banyak warganet yang turut bersuara. Tak sedikit yang menyinggung soal sederet film yang diproduseri Dheeraj Kalwani yang secara kualitas dianggap sangat kurang dengan judul yang aneh.

“Gw spill aja lah. Bagi orang awam, i present you, Dheeraj Kalwani dengan film film “ajaib” dia,” komentar warganet.

“Yang bikin heran, sebanyak apa duit dia sampai kepikiran buat realisasi-in cerita film yg super gaje, bahkan ceritanya pun random, terkesan asal kayak, “ah aku suka, bikin aja deh” mana beberapa aku pernah nonton lagi wkwk,” kata warganet yang lain.

“Dulu hobi eksploitasi erotisme sekarang fetish-nya beralih eksploitasi tragedi tanpa peduli empati,” imbuh warganet.

Topik Terkait