IntipSeleb – Kematian Goo Hara masih meninggalkan duka bagi banyak orang, termasuk keluarga dan para penggemar. Satu per satu hal yang berkaitan dengan mantan member girlband KARA itu muncul ke permukaan setelah dirinya tutup usia pada 24 November 2019 silam.
Baca Juga: Warisan Goo Hara Bikin Heboh Pemerintah Korea Selatan
Selain itu, konflik sengketa warisan antar keluarga mendiang Goo Ha Ra juga masih diperebutkan. Goo Ho In, kakak kandung dari mendiang, juga tidak kenal lelah memperjuangkan Undang-Undang untuk Goo Hara. Undang-Undang tersebut dirancang guna melarang orang tua yang lalai untuk mengklaim warisan anak-anak mereka yang meninggal dunia.
Lantas baru-baru ini, program televisi JTBC Spotlight menyuguhkan laporan mendalam tentang kematian Goo Hara serta pertarungan hukum antara keluarga dan sang ibu kandung. Dalam segmen tersebut, ditampilkan pula isi dari buku harian Goo Hara yang sangat memilukan. Apa isinya? Yuk simak ulasannya dalam artikel di bawah ini.
Goo Hara dan Agamanya
Dilansir dari Koreaboo pada Jumat, 24 Juli 2020, beberapa halaman dari buku harian milik Goo Hara ditampilkan dalam acara JTBC Spotlight. Di sana, sahabat Sulli ini menuliskan kesulitan yang dia rasakan selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Ada pula curhatannya yang ditulis sejak mendiang masih muda.
Secara jelas, Goo Hara menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya sedang terluka. Bahkan dia sempat meminta Tuhan untuk memaafkan dan menjaganya. Ternyata, idola kelahiran 1991 ini adalah sosok yang religius, yang mana dia kerap bersandar kepada agamanya ketika menghadapi kesulitan dalam hidup.
Goo Hara Merasa Kesakitan dan Rindukan Sosok Ibu
Selain itu, Goo Hara juga menulis tentang bagaimana dia memandang dirinya sendiri. Ia merasa menjadi begitu sensitif karena imbas dari ketidakbahagiaannya sendiri. Maka dari itu, mendiang menuliskan dalam buku harian bahwa dia seakan memiliki lubang besar dalam hatinya.
“Apa yang kau katakan. Apa yang kau pikirkan. Itu menjadi kenyataan dan dipraktikkan. Aku harus melindungi diriku terlebih dahulu dan mengenal diriku dengan sangat baik. Tidak, aku tahu betul bahwa aku lebih sensitif daripada yang lain. Dan aku terlalu mengenal diriku sendiri sampai pada titik yang menakutkan. Jangan mencuri energiku dan jaga diriku untuk selalu berpikir bahagia dan positif,” tulis Goo Hara dalam buku hariannya.
Kemudian, Goo Hara menjabarkan kerinduannya terhadap sosok ibu. Seperti diketahui, sang ibu kandung telah meninggalkan Goo Hara dan Goo Ho In sejak mereka kecil.
“Aku merindukan ibu. Aku rindu dan ingin merasakan ibu. Aku selalu menelannya, tidak mengeluarkannya, dan menyimpannya dalam hati. Aku lebih putus asa daripada siapa pun dan aku ingin merasakannya. Aku lebih dari siapa pun. Kesakitan.. tidak, aku bisa terluka. Aku lebih pantas untuk terluka,” tulis Goo Hara.
Kata Seorang Psikolog Soal Isi Buku Harian Goo Hara
Acara JTBC Spotlight lantas mengundang seorang psikolog dari salah satu universitas di Korea Selatan bernama Profesor Kim Tae Kyung untuk menganalisis isi buku harian Goo Hara. Sang profesor menyoroti bahwa mendiang cukup sering membubuhkan kalimat ‘Baik-baik saja’, seolah meyakinkan diri bahwa dirinya baik-baik saja. Kalimat lain yang mencuri perhatian sang psikolog adalah saat Goo Hara menuliskan ‘Diizinkan untuk dicintai’.
“Apakah keberadaanku mengganggu? Siapa aku? Apa yang harus aku lakukan? Aku bertanya-tanya siapa diriku sendiri. Apakah aku diizinkan untuk dicintai? Apakah aku perlu mencintai?,” begitu tulisan Goo Hara dalam buku hariannya.
Profesor Kim Tae Kyung menjelaskan frasa tersebut sering digunakan oleh seseorang yang tidak pernah diberi cinta tanpa syarat. Mereka harus selalu bekerja keras demi mendapatkan kasih sayang seseorang dan cinta itu mudah memudar.
Goo Hara Tidak Cintai Ibu Kandungnya Lagi, Tapi Rindukan Figur Seorang Ibu
Frasa tersebut juga diyakini berasal dari kenyataan bahwa ibu Goo Hara telah meninggalkannya sejak dia masih kecil, dan ayahnya sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Menurut Profesor Kim Tae Kyung, Goo Hara masih mencintai ayahnya, tetapi sudah tidak lagi menganggap keberadaan sang ibu kandung.
Baca Juga: Sengketa Warisan Goo Hara Memanas, Ayah Kang Ji Young Ikut Terseret
Ketika pembawa acara JTBC Spotlight bertanya tentang arti di balik tulisan Goo Hara yang menyebutkan dia merindukan sosok ibu, Profesor Kim mengatakan bahwa itu merujuk kepada gagasan sosok ibu yang bisa menghibur dan mencintainya lebih dari ibu kandungnya sendiri. Goo Hara hanya ingin mendapatkan cinta tanpa syarat, sama seperti ibu normal kepada anak mereka.