img_title
Foto : Instagram.com/silver_rain.__

Korea Selatan – Baru-baru ini, Kwon Eun Bi aktif menghadiri acara hiburan, salah satunya Strong Heart League yang ditayangkan di SBS. Acara tersebut telah ditayangkan pada 1 Agustus 2023.

Saat hadir sebagai bintang tamu Strong Heart League, Kwon Eun Bi berbagi kisahnya bisa menjadi seorang penyanyi. Nah, seperti apa? Yuk, cek selengkapnya di bawah ini!

Kisah Eun Bi bisa menjadi seorang penyanyi

silver_rain.__/instagram
Foto : silver_rain.__/instagram

Dalam acara Strong Heart League, Kwon Eun Bi secara blak-blakan mengungkap kisahnya bisa menjadi seorang penyanyi. Ternyata, Kwon Eun Bi tidak diijinkan untuk menjadi penyanyi oleh orang tuanya, namun didukung oleh kakak laki-lakinya.

“Saya menjadi penyanyi karena kakak laki-laki saya. Aku benar-benar ingin menjadi seorang penyanyi selama hari-hari sekolah menengah saya. Saya mengatakan kepada orang tua saya untuk mengirim saya ke akademi tari sebagai hobi,” kata Kwon Eun Bi dalam acara Strong Heart League dilansir melalui Daum pada Kamis, 3 Agustus 2023.

“Mereka mengirim saya dengan syarat saya pergi sebagai hobi. Kelas ujian masuk sangat penting untuk masuk sekolah menengah seni, tetapi mereka mengatakan kepada saya untuk tidak melakukan itu. Mereka menentang pekerjaan menjadi selebriti,” tambahnya.

Alasan besar orang tua Kwon Eun Bi tidak memberikan ijin sebagai selebriti karena pekerjaan itu terbilang tidak stabil. Popularitas bisa saja redup kapan saja.

Kwon Eun Bi sempat lari dari rumah

silver_rain.__/instagram
Foto : silver_rain.__/instagram

Karena dilarang oleh orang tua, Kwon Eun Bi sempat lari dari rumah dan meminta kerabat untuk membujuk orang tuanya. Sayangnya, kerabat juga menantang niat Kwon Eun Bi. Kwon Eun Bi tidak menyerah dan melanjutkan niatnya sebagai selebriti, dan bersyukur dibantu oleh kakaknya dalam bentuk membayar biaya akademi.

“Saya tidak memiliki biaya akademi. Kakak saya bekerja paruh waktu saat itu. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin menjadi seorang penyanyi. Dia memercayai saya dan memberi saya uang agar saya bisa menghadiri kelas ujian masuk. Saat itu, upah per jam sekitar 3.000 won. Dia memberi saya hampir semua uangnya. Dia memberiku sekitar 300.000 won,” tuturnya. (jra)

Topik Terkait