Ayana Moon kemudian menceritakan bahwa ia terlahir di keluarga yang cukup berada dengan ayah yang pintar. Kepintaran ayahnya menurun padanya hingga membuatnya sering kali mendapat beasiswa.
"Karena saya mau cerita, saya lahir dari keluarga yang berada, sedikit berada, middle (tengah) dan bapak ibu saya punya bisnis sendiri dan especially bapak saya pintar banget, dan saya juga. Saya selalu dapat beasiswa bahkan sampai sekarang," kata Ayana Moon
Jadi siswa populer dan punya banyak teman, namun Ayana mengakui bahwa dulu dirinya sombong. Setelah bertemu Islam lah, ia jadi mulai merasa damai dan sering bersyukur.
"Tapi saya punya banyak teman di sekolah, populer di sekolah, tapi saya tidak bahagia, saya tidak bersyukur, saya sombong. Tapi dengan memeluk Islam, saya mulai berubah, saya mulai bersyukur merasa damai, mulai sering senyum. Sebelumnya saya sangat berbeda saya tidak senyum,” jelasnya.
Pernah Jatuh Miskin Pasca Mualaf
Sementara itu, Ayana Moon juga menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya pasca memutuskan mualaf.