img_title
Foto : Pexel

IntipSelebKelainan tulang belakang bisa berdampak besar pada struktur, fungsi, dan kesehatan tulang belakang itu sendiri. Selain itu, kelainan ini juga berhubungan erat dengan sistem saraf karena tulang belakang mengandung sistem saraf pusat.

Dalam kanal YouTube "Kata Dokter," dr. Gammarida menjelaskan beberapa jenis kelainan tulang belakang yang sering ditemui.

Jenis Kelainan Tulang Belakang

YouTube Kata Dokter
Foto : YouTube Kata Dokter

Skoliosis: Tulang Belakang yang Melengkung

Salah satu kelainan yang paling dikenal adalah skoliosis. Skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung ke samping, membentuk huruf S atau C. Meskipun skoliosis sering kali tidak menimbulkan gejala awal, kelainan ini dapat menyebabkan nyeri punggung, kesulitan bernapas, dan masalah postur tubuh jika tidak ditangani dengan baik.

Kifosis: Punggung Membungkuk

Kifosis adalah kelainan yang menyebabkan tulang belakang melengkung ke depan, menghasilkan postur punggung yang membungkuk. Kondisi ini biasanya lebih terlihat di bagian atas punggung. Orang dengan kifosis mungkin terlihat seperti selalu membungkuk. Selain mempengaruhi penampilan, kifosis juga bisa menyebabkan nyeri punggung dan kekakuan otot.

Lordosis: Lengkungan Berlebihan ke Depan

Berbeda dengan kifosis, lordosis adalah kelainan di mana tulang belakang melengkung secara berlebihan ke arah depan, terutama di bagian bawah punggung. Kondisi ini sering disebut dengan "swayback." Lordosis bisa menyebabkan nyeri punggung dan ketegangan otot jika tidak dikelola dengan baik.

Hernia Diskus: Cakram yang Menonjol

Hernia diskus, atau yang sering dikenal sebagai HNP, adalah kondisi di mana cakram intervertebralis (cakram yang terletak di antara tulang belakang) mengalami kerusakan dan menonjol keluar. Penonjolan ini bisa menekan saraf di sekitarnya, menyebabkan nyeri hebat dan masalah saraf lainnya.

Spondylolisthesis: Pergeseran Tulang Belakang

Spondylolisthesis terjadi ketika salah satu tulang belakang bergeser ke depan di atas tulang di bawahnya. Penyebab umum dari kondisi ini adalah trauma atau kesalahan posisi yang terjadi mendadak. Pergeseran ini bisa menimbulkan nyeri dan ketidakstabilan pada tulang belakang.

Stenosis: Penyempitan Saluran Tulang Belakang

Stenosis adalah penyempitan saluran tulang belakang yang bisa menyebabkan tekanan pada saraf. Gejalanya bisa berupa nyeri, mati rasa, atau kelemahan pada tungkai. Kondisi ini sering kali diperparah oleh osteoporosis, di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah karena penurunan kepadatan tulang.

Penyebab dan Faktor Risiko Kelainan Tulang Belakang

pexel
Foto : pexel

Menurut dr. Gammarida, ada banyak penyebab kelainan tulang belakang. Beberapa kelainan adalah idiopatik, yang berarti penyebabnya tidak diketahui dan mungkin bersifat genetik. Beberapa kelainan juga bisa bersifat kongenital, terjadi saat pembentukan janin di dalam rahim. Selain itu, proses degeneratif karena penuaan dan kondisi osteoporosis juga dapat menyebabkan kelainan tulang belakang.

Postur yang buruk dalam jangka waktu lama, seperti sering bungkuk saat membaca atau bekerja di depan komputer, juga dapat menyebabkan kelainan ini. Trauma atau benturan yang keras juga bisa memicu terjadinya perubahan posisi tulang belakang.

Pengobatan kelainan tulang belakang bisa dilakukan melalui terapi fisik, obat-obatan, dan alat bantu. Terapi fisik bertujuan untuk memperkuat otot punggung, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki postur. Obat-obatan dapat digunakan untuk meredakan nyeri, mengurangi peradangan, dan mencegah osteoporosis.

Dalam beberapa kasus yang berat, seperti hernia diskus atau stenosis, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki struktur tulang belakang. Selain itu, perubahan gaya hidup seperti menjaga berat badan ideal, berolahraga teratur, dan menjaga postur tubuh yang baik sangat penting untuk mengelola kelainan tulang belakang.

Ingat, menjaga postur tubuh yang baik tidak hanya penting untuk penampilan tetapi juga untuk kesehatan tulang belakang kamu. Dengan memahami berbagai kelainan tulang belakang dan cara mengatasinya, kita dapat mengambil langkah preventif untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan kualitas hidup kita.

Topik Terkait