IntipSeleb – Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh ibu kandung kepada anaknya yang masih berusia 5 tahun membuat heboh publik. Kasus ini cukup menggemparkan karena videonya tersebar di berbagai media sosial. Kini perempuan berinisial R itu pun telah diamankan pihak kepolisian.
Belajar dari kasus tersebut, gimana sih cara kita untuk memberikan pendidikan seks kepada anak? dr. Gammarida Maghfirah melalui kanal YouTube Kata Dokter memberikan penjelasannya.
Pendidikan Seks
Memberikan pendidikan seks kepada anak harus dilakukan sedini mungkin. Anak-anak harus menyadari tentang seks dan kesehatan organ intim. Hal ini dapat membantu anak untuk menjaga privasi mereka sejak dini.
Sebagai orang tua kita harus membiasakan diri untuk membahas hal-hal ini dengan cara terbuka dan jujur. Orang tua harus menggunakan istilah yang tepat kepada anak-anak seperti seperti penis dan vagina, lalu payudara.
Cobalah membeli buku yang menampilkan sistem reproduksi yang dikhususkan untuk anak-anak. Informasi ini sangat penting diberikan kepada anak agar lebih paham.
Manfaatkan juga kesempatan sehari-hari saat memandikan anak atau menggantikan pakaiannya untuk memperkenalkan dan mengajarkan anak tentang privasi dan menjaga batasan tubuhnya. Berikan pemahaman tentang menghormati batasan pribadi dan perasaan orang lain saat berinteraksi dengan teman-temannya.
Jangan lupa ajarkan tentang betapa pentingnya menjaga kebersihan diri dan organ intim, seperti cara membersihkan kelamin setelah dari toilet, dan lain-lain.
Pendidikan Sesuai Usia
Usia dini (3-5 tahun)
Kita harus menggunakan anatomi yang tepat untuk bagian-bagian intim, namun tentunya harus disesuaikan dengan usia anak. Hindari panggilan yang aneh-aneh karena hal ini malah berpotensi membuat anak bingung di kemudian hari.
Ajarkan tentang ruang dan batasan pribadi anak. Beritahukan kepada anak bahwa ada bagian-bagian tertentu dalam tubuh mereka yang sifatnya pribadi dan hanya milik mereka sehingga tidak boleh ada yang menyentuh atau melihat bagian-bagian tersebut. Ajarkan anak untuk mengatakan tidak saat terjadi sentuhan yang tidak mereka inginkan.
Di usia ini juga, mulai perkenalkan anak dengan konsep reproduksi dengan baik dan sesuai dengan usia. Contohnya, orang tua bisa mulai menjelaskan bahwa bayi tubuh pada bagian khusus pada wanita yang disebut dengan rahim yang ada di dalam bagian perut.
Orang tua harus siap menjawab pertanyaan dari anak tentang tubuh dan reproduksi dengan jawaban yang jujur dan sederhana. Buku dan boneka juga dapat menjadi media pembelajaran sex education pada anak yang ramah dan menyenangkan.
Anak Usia 6-8 Tahun
Untuk anak usia 6 – 8 tahun, kemungkinan anak sudah mulai penasaran dengan hal-hal berbau seksual. Di sini, orang tua ditantang untuk bisa menjelaskan secara sederhana dan memberikan informasi sebanyak yang dirasa nyaman dan cukup.
Contohnya, jika anak bertanya soal asal mula bayi, orang tua menjawab dengan penjelasan bahwa bayi tersebut adalah hasil dari sperma dan sel telur yang bersatu ketika wanita dan pria dewasa ingin memiliki anak. Fokuskan penjelasan pada dasar-dasar reproduksi pada pria dan wanita.
Usia ini juga merupakan waktu yang penting untuk menjelaskan masa pubertas, di mana tubuh akan memiliki perubahan dan pertumbuhan, seperti munculnya rambut di beberapa area tubuh dan pertumbuhan di area dada pada wanita. Jelaskan bahwa perubahan ini normal dan memang bagian dari proses bertambahnya usia.
Selalu ingatkan anak bahwa batasan pribadi itu sangat penting dan batasan orang lain juga penting. Lalu, jelaskan juga bahwa aktivitas seperti mandi dan berganti pakaian itu sifatnya pribadi dan hanya boleh dilakukan sendiri.
Ajarkan juga bahwa setiap orang itu berbeda dan unik, sehingga anak dapat belajar menghargai perbedaan dan tidak memaksakan kehendak diri sendiri kepada orang lain.
Selain itu, jadilah orang tua yang terbuka untuk mendengarkan semua cerita anak agar mereka selalu merasa nyaman dan percaya kepada orang tuanya.
Anak usia 9 – 13 tahun ke atas
Untuk anak usia 9 – 13 tahun ke atas, pada usia sebelum pubertas, sebaiknya berikan pemahaman tentang perubahan fisik dan emosi yang akan terjadi serta bagaimana kehidupan menjadi anak remaja.
Lakukan percapakan dengan anak soal topik pubertas dengan pikiran terbuka dan tanpa penghakiman serta penuh dengan kasih sayang. Dan jawablah setiap pertanyaan anak dengan sederhana dan tenang. Ingat, orang tua harus menjadi tempat ternyaman bagi anak untuk membahas apapun.
Orang tua juga bisa mulai memberikan arahan soal cara menjaga kebersihan area genital pada anak perempuan dan juga laki-laki. Tetap gunakan istilah dan bahasa yang benar, hindari penggunaan istilah yang aneh-aneh agar anak tidak bingung.
Saat anak sudah mulai menstruasi, berikan penjelasan secara rinci tentang cara menjaga kebersihan saat menstruasi sedang datang. Ajarkan dia untuk mengganti pembalut secara teratur setiap 4 jam sekali. Jika ada perasaan kram atau tidak enak badan dan emosional, maka itu adalah hal yang wajar. Berikan dia cara untuk menenangkan diri dari rasa tidak nyaman.
Berikan anak arahan untuk memberitahukan orang tua jika ada rasa tidak nyaman, gatal, atau kondisi yang tidak normal. Dengan komunikasi yang baik, anak akan bisa merawat tubuh dan memulai kebiasaan sehat di area genital dengan baik.