IntipSeleb – Tidak semua hematuria atau kencing darah itu menandakan sesuatu yang berbahaya, seperti pada infeksi saluran kencing yang ringan mungkin dengan pemberian antibiotik atau terapi suportif sudah bisa disembuhkan.
Penggunaan obat atau konsumsi zat-zat tertentu juga mencetuskan kencing darah tentunya apabila konsumsi obat tersebut sudah dihentikan maka kencing darah akan berangsur pulih.
Namun, ada beberapa tanda bahaya hematuria atau kencing darah yang perlu diperhatikan, seperti misalnya kelainan pada ginjal atau batu ginjal, di mana batu itu mungkin bisa menyebabkan perlukaan pada saluran kencing sehingga tata laksana utamanya harus dihilangkan batu ginjal atau batu saluran kencing tersebut.
Aapabila kencing darah tersebut merupakan tanda dari adanya keganasan tentu harus diterapi dan ditata laksana keganasannya sesuai dengan grade atau derajat keparahan dari cancer itu sendiri.
Lalu, apabila dikarenakan adanya trauma, misalnya kecelakaan yang bisa menyebabkan perlukaan atau trauma pada saluran kencing, tentu harus ditata laksana dengan tindakan agar perdarahannya segera berhenti.
Jadi, tentu harus dicari terlebih dahulu penyebab apa sih yang menyebabkan seseorang jadi kencing darah, setelah itu dipilah apakah itu berbahaya atau tidak, lalu ditata laksana sesuai dengan penyebabnya. Yuk simak penjelasan soal cara membedakan kencing darah dari kandung kemih dan organ lain menurut kanal YouTube Kata Dokter!
Cara Membedakan Kencing Darah dari Kandung Kemih dan Organ Lain
Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk membedakan apakah hematuria atau kencing darah berasal dari kandung kemih atau organ lain.
Yang pertama, tentunya melalui tahap anamnesa terlebi dahulu. Anamnesa adalah pertanyaan tentang seperti apa sih keluhan yang ada gejalanya, riwayat penyakit sebelumnya.
Setelah melakukan anamnesa akan dilakukan pemeriksaan fisik, yang pertama dengan melihat atau inspeksi terlebih dahulu, kemudian diraba apakah ada nyeri di organ tertentu, misalkan pada permasalahan ginjal kita bisa meraba atau mengetuk di area costofrenicus bagian belakang apakah ada nyeri ketok pada penyakit ginjal.
Lalu, jika ada jejas yang memungkinkan seseorang pasca traumatik lalu terjadi kencing darah, bisa terlihat di situ ada jejas atau tidak. Kemudian tanda lainnya diraba, dipalpasi, diketuk, dilihat secara menyeluruh. Itu bisa membedakan secara kasat mata.
Lalu bisa juga mungkin melakukan pemeriksaan lebih dalam lagi dengan melihat organ genital tersebut. Organ genitalnya bisa dilihat yang pria atau wanita apakah mungkin sumber pendarahannya bisa terlihat secara jelas dari perlukaan di organ genital.
Jika hal tersebut masih tidak bisa membedakan, kita bisa lanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan atau pemeriksaan penunjang, yang pertama yang paling mungkin adalah pemeriksaan urine. Dari urine kita bisa tahu sebenarnya perdarahannya masif atau tidak, banyak atau tidak.
Kemudian pemeriksaan lainnya apakah ada sedimen atau batu untuk menyingkirkan adanya penyakit batu atau saluran kencing, lalu juga bisa melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada infeksi, kelainan darah—karena bisa juga disebabkan karena kelainan darah, seperti hemofilia atau gangguan pembekuan darah. Masih banyak penyakit-penyakit lain yang bisa disingkirkan dari pemeriksaan darah.
Jika masih tidak ditemukan, maka bisa dilakukan pencitraan seperti radiologi USG atau MRI, bisa juga ditambahkan uretrosistokopi atau melihat langsung organ dalam dengan memasukkan kamera kecil melalui saluran organ pencernaan dari bawah sampai ke dalam, mungkin sampai kantung kemih atau fesika urinaria untuk melihat secara langsung ada nggak sih permasalahan di saluran kencing. Jika tidak, ada kemungkinan dari permasalahan di luar saluran kencing. Kita juga bisa memeriksa untuk evaluasi ginjal, apakah ada permasalahan di fungsi dari ginjal itu sendiri.
Nah, demikianlah penjelasan terkait cara membedakan kencing darah dari kandung kemih dan organ lain menurut Kata Dokter. Semoga bermanfaat dan jagalah kesehatan selalu!
