IntipSeleb – Ketika mendengar kata kafein, tentu yang pertama kali terlintas di benak banyak orang adalah kopi. Saat ini ada banyak sekali coffee shop atau kedai kopi yang lucu yang bikin FOMO kalau kita nggak ke sana.
Sesuai namanya, Coffee shop tentu menyediakan berbagai macam menu kopi. Biasanya, coffee shop menghidangkan kopi yang dicampur dengan berbagai bahan lain, seperti susu cair, karamel, saus coklat dan lain-lain.
Kopi bukan sekadar minuman sekarang, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Karena banyaknya kafe-kafe lucu yang hits otomatis yang berkunjung sebagian besar adalah anak muda.
Pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia lumayan pesat dan menurut dataindonesia.id, Indonesia menduduki urutan kelima sebagai negara yang paling sering mengonsumsi kopi dengan total sekitar 5 juta kantong kopi berukuran masing-masing 60 kg.
Kafein merupakan senyawa stimulan yang dapat dijumpai pada beberapa makanan dan minuman. Kandungan ini memiliki nama lain trimethylxanthine. Tidak jarang kafein disebut setara dengan amfetamin, kokain, hingga heroin.
Hal ini dikarenakan kafein dan jenis obat-obatan tersebut bekerja dengan cara yang sama, yaitu menstimulasi kerja otak. Karena ini lah kopi menjadi minuman yang populer di Indonesia di pagi hari atau sore hari.
Normalnya, kafein akan mulai bekerja dan efektif 45-60 menit setelah dikonsumsi. Efek ini biasanya akan bertahan selama 2 – 5 jam. Tapi, hal ini juga dipengaruhi oleh asupan makanan yang dikonsumsi bersama dengan kopi. Makanan yang mengandung serat bisa memperlambat efek kafein di dalam tubuh.
Jadi, minum kopi di pagi hari dalam keadaan perut kosong dapat memberikan energi dengan cepat. Tapi, perlu diingat bahwa kita juga tidak boleh sembarangan. Apalagi bagi orang yang memiliki riwayat penyakit asam lambung atau sensitif terhadap efek kafein.
Berikut ini sederet fakta dan mitos soal kafein menurut Kata Dokter yang disampaikan oleh dr. Gammarida Magfirah!
Fakta dan Mitos Soal Kafein
1. Apakah kafein adiktif?
Fakta. Kandungan kafein pada kopi merupakan zat adiktif yang bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis pada seseorang yang mengonsumsinya terlalu sering. Kafein bekerja dengan cara merangsang sistem saraf pusat, memberikan efek sementara, yaitu meningkatkan konsentrasi, menstabilkan mood, dan mengurangi rasa lelah.
Tingkat adiksi atau ketergantungan pada kafein dapat bervariasi setiap individu, namun pada orang yang sehat, kafein masih aman dikonsumsi dengan batas tidak melebihi dari 400 mg per hari.
2. Kenapa kafein sering bikin mules?
Fakta. Karena konsumsi kopi dapat merangsang pencernaan di sistem saraf pusat dengan merangsang kontraksi otot di saluran pencernaan, termasuk otot-otot di dalam usus.
Kopi juga memiliki efek meningkatkan produksi asam lambung sehingga sebagian biasanya merasa ingin buang air besar sebagai respons terhadap rangsangan tersebut. Tapi, tidak semua orang akan merasakan efek yang sama.
3. Anak-anak tidak boleh konsumsi kopi?
Fakta. Menurut American Academy of Pediatrics, anak usia 4 – 6 tahun tidak boleh mengonsumsu kafein melebihi 45 miligram per hari dan anak usia 7-12 tahun tidak boleh mengonsumsi kafein melebihi 85 miligram per hari.
Namun, efek lain dari kafein terhadap anak bisa menyebabkan rangsangan yang mempengaruhi kualitas tidur anak, menyebabkan perilaku menjadi lebih agresif, dan mudah gelisah. Pengaruh pada kesehatan tulang yang kurang baik juga menjadi dasar untuk sebaiknya tidak memberikan kafein pada anak tanpa adanya indikasi tertentu.
Demikianlah sedikit fakta dan mitos soal kafein. Pada intinya, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk kafein atau kopi misalnya. Jika kamu merasa lebih produktif dengan meminum kopi, maka kamu boleh minum kopi dalam batas yang wajar. Semoga bermanfaat ya, Inselicious!