IntipSeleb – Masa kampanye Pemilu 2024 telah berlalu, tetapi ada sesuatu yang tetap bergelora, Guys! Jika kita menyisir jejaknya, kita akan menemukan banyaknya sampah, bukan hanya arus politik yang sengit, tetapi juga bukti yang memprihatinkan tentang dampak lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan kampanye.
Bayangkan saja, Guys, ketika para kandidat berjuang untuk kursi politik, tanah air kita tenggelam dalam lautan sampah yang mencapai ratusan ribu ton!
Angka ini bukanlah angan-angan, tetapi kenyataan keras yang dihadapi negeri ini.
Sampah dari Alat Peraga Kampanye (APK) yang sembarangan tidak hanya menunjukkan kurangnya kesadaran lingkungan, tetapi juga mencerminkan ketidaksiapan kita dalam menghadapi tantangan bumi yang semakin parah.
Lho, kenapa bisa sampai sebanyak itu, ya?
Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, sampah bekas kampanye belum ditangani secara spesifik.
Itu artinya, Guys, penanganannya masih terpaku pada kebiasaan lama, yaitu mengumpulkan dan membuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Tapi, nggak bisa dipungkiri, kegiatan pemilu memang punya dampak besar terhadap lingkungan.
Rosa memperkirakan bahwa pemilu tahun ini saja bisa menghasilkan lebih dari seperempat juta ton sampah.
“Selama ini sampah-sampah yang timbul akibat kegiatan pemilu (misalnya alat peraga kampanye/APK) belum ditangani secara khusus, dan penanganannya dilakukan secara business as usual dengan mengumpulkan dan membawa ke TPA untuk diproses (ditimbun),” ucap Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati kepada awak media beberapa waktu lalu.
Wow, angkanya lumayan bikin kepala kita terasa pusing, kan?
Dengan adanya kurang lebih 30 ribu peserta calon anggota legislatif dan juga adanya pilpres, volume sampah yang ditimbulkan sungguh mencengangkan, Guys!
Kita bicara tentang minimal 784 ribu meter kubik atau 392 ribu ton sampah! Betapa besar pengaruhnya terhadap bumi kita!
Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan di tengah hantaman sampah ini, ya? Bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai warga bumi yang peduli lingkungan.
Pertama-tama, kita harus lebih sadar akan dampak dari setiap tindakan kita. Ini bukan lagi soal siapa yang menang atau kalah dalam pemilu, tetapi bagaimana kita bisa berjuang bersama melawan musuh terbesar kita, yaitu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Selanjutnya, pemerintah juga harus segera bertindak untuk mengatasi masalah ini secara sistematis.
Perlunya mekanisme khusus untuk mengelola sampah bekas kampanye menjadi suatu keharusan. Tidak bisa lagi bersikap bisnis as usual dalam menangani sampah ini, Guys!
Pemerintah harus menciptakan kebijakan yang jelas dan tegas terkait pengelolaan sampah politik ini. Mulai dari regulasi yang mengatur penggunaan bahan ramah lingkungan untuk APK, hingga sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dan efisien.
Selain itu, edukasi publik juga menjadi kunci dalam perubahan perilaku. Kita harus terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, bahkan di tengah hiruk pikuk politik sekalipun.
Tidak hanya pemerintah, para partai politik dan kandidat juga harus turut serta bertanggung jawab dalam mengelola sampah bekas kampanye mereka.
Mereka bisa mulai dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang dan ramah lingkungan untuk APK mereka.
Lalu, bagaimana dengan peran kita, para generasi milenial, dalam menghadapi masalah ini? Kita tidak bisa hanya diam dan membiarkan keadaan terus seperti ini. Kita memiliki peran penting dalam mendorong perubahan.
Kita bisa mulai dari hal-hal kecil, seperti memilah sampah di rumah dan mengajak orang-orang di sekitar kita untuk peduli terhadap lingkungan.
Kita juga bisa aktif dalam gerakan sosial dan kampanye yang memperjuangkan perlindungan lingkungan.
Tidak ada lagi waktu untuk menunda-nunda. Waktu untuk bertindak adalah sekarang juga, Guys!
Mari kita bersatu sebagai satu bangsa, satu generasi, untuk menyelamatkan bumi kita dari bencana lingkungan yang semakin mendekati kita.
Pemilu mungkin telah usai, tetapi perjuangan untuk menjaga lingkungan harus terus berlanjut.
Kita tidak bisa hanya diam saat tanah air kita semakin terkubur dalam tumpukan sampah!