IntipSeleb – Tipes merupakan salah satu penyakit pencernaan yang kerap kali dialami oleh masyarakat. Penyakit yang dikenal juga sebagai demam tifoid ini disebabkan karena bakteri Salmonella typhi.
Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang masih menjadi perhatian di dunia kesehatan di dunia. Meski terdengar sepele, penyakit tipes tidak boleh dipandang remeh, lho.
Di kalangan masyarakat, penyakit tipes kerap diidentikkan dengan kebiasaan mengonsumsi mie instan dan makanan pedas. Apakah anggapan tersebut mitos atau fakta? Yuk simak penjelasan terkait penyakit tipes dari dr. Gammarida Magfirah di kanal YouTube Kata Dokter berikut ini!
Apa Itu Tipes?
Penyakit Tipes atau Tifoid Fever adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Ada beberapa jenis penyebab penyakit tipes itu karena fekal oral atau penularan melalui makanan yang dihinggapi lalat atau vektor yang membawa penyakit atau bakteri tersebut.
Bakteri Salmonella Typhi berasal dari tinja atau feses seseorang yang sudah terinfeksi sebelumnya. Paparan dari lalat atau vektor yang hinggap di makanan atau peralatan makan yang tidak bersih dan tidak sehat, bahan makanan bahkan tangan yang tidak higienis, masuk melalui pencernaan lalu ke dalam peredaran darah berkembang biak menjadi demam tifoid.
Menurut pemaparan dr. Gammarida Magfirah, semua orang bisa berisiko terkena penyakit tipes, terlebih jika faktor kebersihan dan higienitas tidak bisa terjaga dengan baik.
“Semua orang bisa berisiko terkena tipes jika tidak dapat menjaga kebersihan diri. Tapi tentu ada yang lebih berisiko, yang pertama, apabila seseorang berada di lingkungan yang kotor dengan sanitasi buruk, lingkungan yang tidak memiliki jamban sehingga membuang kotoran sembarangan. Yang kedua, orang-orang yang akan melakukan perjalanan ke daerah endemis, dan yang ketiga, orang yang kontak dengan pasien toifoid, keempat orang analis yang sudah terbiasa setiap harinya memeriksa spesimen atau bakteri dan terkontaminasi, yang kelima anak-anak, dan yang keenam orang dengan imunitas rendah, seperti penderita HIV, lansia dan orang kelelahan. Orang-orang tersebut rentan terkena infeksi dari Salmonella typhi,” papar dr. Gammarida Magfirah dikutip dari kanal YouTube Kata Dokter pada Selasa, 6 Februari 2024.
Pengobatan Tipes
Sebelum berbicara soal tata laksana atau pengobatan kita harus mengetahui terlebih dahulu apakah orang yang terkena tipes ini bisa tirah baring atau rawat di rumah atau harus dilakukan rawat intensif di rumah sakit. Hal tersebut perlu dikonsultasikan terlebih dahulu karena akan dilihat dari titer atau kadar infeksi dalam tubuh.
Apabila dilakukan di rumah mungkin bisa dilakukan dengan bedrest, yaitu istirahat yang benar-benar cukup, diet atau makan makanan yang sehat dan lunak, dan tidak makan makanan yang asam dan pedas karena bisa mengiritasi lambung sehingga mungkin membuat pencernaan menjadi tidak baik.
Lalu kemudian pasien diberikan obat anti demam karena biasanya tipes demamnya berlangsung lama, bisa terjadi di sore atau malam hari. Demam itu perlu menggunakan antipiretik atau penurun demam, bisa juga menggunakan obat antiemetik atau obat anti muntah karena pada beberapa pasien tifoid itu menimbulkan gejala mual dan muntah terus-menerus.
Bisa juga menggunakan obat anti diare karena beberapa pasien mengalami diare namun beberapa pasien malah mengalami konstipasi. Yang pasti masalah pencernaan yang paling diserang pada penyakit ini. Apabila nafsu makan tidak baik, istirahat tidak efektif, itu bisa kontrol ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jika memungkinkan, pasien akan dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan terapi cairan yang adekuat dan terapi lainnya yang lebih bersifat intensif care. Apabila pasien-pasien tersebut butuh perawatan di rumah sakit, akan ada pemberian antibiotik yang diperlukan untuk membunuh bakteri, pemberian obat-obatan yang lebih adekuat dan pemantauan yang lebih ketat, pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui perkembangan dari penyakit ini.
Kemudian, pasien juga biasanya diberikan cairan yang adekuat dengan cairan elektrolit untuk memastikan tidak terjadi dehidrasi terutama pada pasien-pasien tifoid yang disertai dengan diare.
Tentunya, jika dirawat di rumah sakit pasien akan mendapatkan pemeriksaan laboratorium darah, pemeriksaan kultur feses atau tinja, lalu pemeriksaan laboratorium lainnya juga penanganan yang lebih ketat karena di bawah pemantauan dokter spesialis penyakit dalam.
Cara Mencegah Tipes
dr. Gammarida Magfirah dalam pemaparannya menjelaskan bahwa pencegahan tipes secara umum dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Yang utama adalah kita harus menjaga kebersihan diri tentunya harus rajin cuci tangan setelah dari toilet, setelah buang air besar, setelah memegang tanaman, atau memegang bahan masakan yang diolah, sebelum masak, dan sebelum makan,” ungkapnya.
Tentunya kita juga harus menjaga kebersihan alat masak, alat makan, dan bahan makanan yang kita gunakan. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci dengan bersih dan memasak makanan sampai matang untuk mencegah infeksi bakteri salmonella thypi yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, menghindari perjalanan ke daerah yang endemis dari tifoid juga perlu dilakukan. Jika terpaksa dilakukan, kita bisa melakukan pencegahan dengan vaksinasi terlebih dahulu.
Vaksin tiofid ini bisa dimulai dari usia 2 tahun sampai usai dewasa. Biasanya pemberian vaksin tifoid bisa 3 tahun interval dari satu pemberian vaksin ke pemberian vaksin berikutnya. Bisa diulangi beberapa kali sesuai dengan kebutuhan dan daya tahan tubuh.
Pada intinya, karena penularan tipes adalah melalui fekal oral, kita harus memperhatikan dengan baik sanitasi dan kebersihan diri. Jadi, jangan lupa selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum makan dan mempersiapkan makanan.
Mitos dan Fakta Soal Tipes
Seperti diketahui, ada anggapan yang muncul di masyarakat bahwa mengonsumsi mie instan dan makanan pedas bisa menjadi pemicu penyakit tipes. Tapi, dr. Gammarida Magfirah memaparkan bahwa anggapan itu hanyalah mitos belaka.
Lebih lanjut, dr. Gammarida Magfirah menyebutkan bahwa belum ada bukti konkrit yang membuktikan bahwa mie instan dan makanan pedas bisa menyebabkan tipes. Walau begitu, dampak dari mie instan dan makanan pedas yang memengaruhi kesehatan pencernaan dapat mengancam daya tahan tubuh.
“Belum ada bukti khusus yang menyatakan bahwa setelah mengonsumsi makanan pedas atau mie pedas bisa menyebabkan tipes. Tapi, kalau ditelusuri ke belakang bahwa penyebab utama tipes adalah dari masalah pencernaan, tentu apabila mengonsumsi makanan pedas atau mie itu bisa lebih mudah terserang penyakit lambung,” kata dr. Gammarida Magfirah.
“Pada saat terserang penyakit lambung tersebut bakteri salmonella thypi lebih mudah masuk ke dalam tubuh karena daya tahan tubuh sedang tidak baik. Jadi, sebaiknya jangan terlalu sering mengonsumsi mie instan atau makanan yang terlalu pedas dan asam agar bisa memelihara kesehatan pencernaan,” pungkasnya.
Nah, itulah penjelasan terkait penyakit tipes yang meliputi apa itu tiped dan penyebab tipes, cara mencegah tipes, pengobatan tipes hingga mitos dan fakta soal tipes. Semoga bermanfaat! (bbi)