Menilik dari kitab Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid Imam Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan bahwa rasa syukur atas nikmat kelahiran Nabi Muhammad SAW sebaiknya diekspresikan dengan semua aktivitas kebaikan.
وأما ما يعمل فيه فينبغي أن يقتصر فيه على ما يفهم من الشكر لله تعالى من نحو ما تقدم ذكره من التلاوة والإطعام والصدقة وإنشاء شيئ من المدائح النبوية والزهدية المحركة للقلوب إلى فعل الخير والعمل للآخرة
Artinya: “Adapun amalan yang dapat dilakukan pada hari maulid seyogianya dibatasi pada aktivitas yang dipahami sebagai bentuk syukur kepada Allah sebagaimana telah disebutkan, yaitu pembacaan Al-Qur’an, berbagi makanan, sedekah, menggubah (atau pembacaan gubahan) pujian atas akhlak Rasul, dan menggubah syair kezuhudan yang memotivasi hati orang untuk berbuat baik dan perbekalan amal akhirat,” (As-Suyuthi: 64).
Hikmah Maulid Nabi
Memperingati Maulid Nabi memiliki hikmahnya tersendiri. Tak hanya mengingatkan tentang kisah hidup Nabi Muhammad SAW sejak kecil hingga diangkat menjadi rasul, di momen ini juga secara tidak langsung untuk mengingatkan kita agar mengisinya dengan membaca Al-Quran hingga bershalawat.
Banyak suri tauladan yang bisa diambil dari sikap dan sifat Nabi Muhammad. Meski tak mengetahui secara detail bagaimana sifat beliau, namun perangai Nabi Muhhamad terangkum baik di dalam Al Quran hingga hadis Nabi.