Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber) telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad di berbagai negara di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Tumbuhan ini telah dikenal oleh masyarakat sebagai tanaman obat yang memiliki beragam manfaat kesehatan.
Berikut ini adalah gambaran sejarah daun Tapak Liman:
1. Penggunaan Tradisional: Daun Tapak Liman telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand sebagai obat herbal untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Daunnya biasanya direbus atau dijadikan teh untuk diminum, atau digunakan sebagai bahan eksternal untuk mengobati luka dan peradangan.
2. Penelitian Ilmiah: Seiring dengan penggunaan tradisional yang luas, daun Tapak Liman juga telah menjadi objek penelitian ilmiah untuk mengungkapkan manfaat dan kandungan kimianya. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menguji aktivitas biologis daun ini dan menemukan komponen-komponen aktifnya.
3. Identifikasi Komponen Aktif: Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa daun Tapak Liman mengandung senyawa-senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, polifenol, dan senyawa lainnya. Senyawa-senyawa inilah yang memberikan efek terapeutik pada tubuh manusia.
4. Penggunaan dalam Pengobatan Modern: Dalam beberapa dekade terakhir, daun Tapak Liman telah mendapatkan perhatian lebih dari dunia medis dan farmasi. Banyak perusahaan farmasi telah menggunakan daun ini sebagai bahan baku untuk produksi obat-obatan yang dijual secara komersial.
5. Pengakuan Internasional: Keberhasilan pengobatan menggunakan daun Tapak Liman telah mendapatkan pengakuan internasional. Misalnya, dalam buku "Handbook of Medicinal Herbs" oleh James A. Duke, daun Tapak Liman disebutkan sebagai obat untuk mengobati penyakit bronkitis, asma, demam, diare, serta memiliki sifat antiinflamasi dan diuretik.