1. Faktor Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam menentukan temperamen seseorang. Beberapa studi menunjukkan bahwa sifat-sifat tempramental seperti kecenderungan untuk merasa mudah terangsang, respons emosional yang kuat, atau tingkat kepekaan yang tinggi dapat diwarisi melalui genetika.
2. Perbedaan Neurologis
Struktur dan fungsi otak dapat berperan dalam menentukan temperamen seseorang. Perbedaan dalam tingkat neurotransmiter atau pola aktivitas otak dapat mempengaruhi respons emosional dan kecenderungan temperamental individu.
3. Lingkungan Sosial
Pengalaman dalam lingkungan sosial juga dapat memengaruhi sifat tempramental seseorang. Faktor seperti pola asuh, pengasuhan orang tua, interaksi dengan teman sebaya, dan pengalaman sekolah dapat berperan dalam membentuk temperamen individu. Lingkungan yang tidak stabil, traumatis, atau kurang dukungan sosial juga dapat memengaruhi perkembangan sifat tempramental.
4. Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup individu, terutama pada masa kanak-kanak, juga dapat memengaruhi sifat tempramental. Pengalaman traumatis, konflik keluarga, atau stres kronis dapat mempengaruhi perkembangan temperamen individu dan menyebabkan perubahan dalam respons emosional atau regulasi emosi.