William Tjandra mengaku sangat tertarik pada bisnis otomotif diawali saat ia masih remaja. Ia mulai menyukai mobil-mobil klasik seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther, Mercedes Benz C-Class, dan BMW Seri 3 yang telah dikustomisasi dengan pelek yang memukau, suspensi yang dipendekkan, sound system, dan seterusnya. Semua teman dan rekan kerjanya juga merasakan hal yang sama tentang beragam kendaraan ini.
Sebelumnya, ketika dia duduk di kelas enam dan sopirnya mengajari dia cara mengemudi, kecintaannya pada otomotif baru benar-benar mulai bertumbuh.
Setelah lulus SMA, ketika dia meminta mobil impiannya dari orang tuanya, ambisinya perlahan muncul. Kemudian, ayahnya memintanya untuk meningkatkan penjualan untuk perusahaan bahan bangunan milik keluarganya.
Ia dapat dengan cepat memenuhi target pendapatannya, tetapi orang tuanya masih tidak mampu membeli mobil yang ia inginkan karena kondisi keuangan yang terbatas.
William membuat keputusan penting untuk membuka usaha bahan bangunannya sendiri karena tidak mampu membeli mobil impiannya. Pastinya, itu bukan tugas yang sederhana. Kemudian, Ia pergi ke Tiongkok untuk memperluas basis pasokannya, membeli beberapa barang, dan menghabiskan cukup banyak uang dari bank.
Lalu, Ia pun kembali ke Indonesia untuk meneruskan bisnisnya meski mengalami banyak pasang surut. Akhirnya, Ia dapat membeli kendaraan impiannya, BMW 328ci 2-seater, yang sangat mahal baginya saat itu.