Maknanya juga luas bisa berarti peruntungan atau sekedar kue yang manis. Ada pula mitos tentang kue keranjang ini.
Kebanyakan orang Tionghoa percaya bahwa “Dewa Dapur” bersemayam di setiap rumah. Dia akan melakukan “laporan tahunan” tentang bagaimana keadaan setiap keluarga sepanjang tahun.
Jadi, dengan mempersembahkan nian gao, Dewa Dapur akan kesulitan mengatakan hal yang kurang baik. Pasalnya, mulutnya akan penuh dengan kue beras ketan yang cantik dan manis.
Serupa, kue keranjang ini memang bentuknya cukup sama dengan dodol China. Namun yang membedakan keduanya adalah bahan utama pembuatan.
Bahan utama pembuat dodol adalah gula merah yang kemudian dibentuk memanjang dan dibungkus dengan plastik. Sementara itu, kue keranjang justru tidak dibuat dengan gula merah melainkan gula pasir.