IntipSeleb Gaya Hidup – Hari Natal selalu dirayakan oleh umat Kristiani setiap tanggal 25 Desember. Perayaan ini menandakan kelahiran Tuhan Yesus dan kehidupan baru.
Namun selain merayakan kelahiran Yesus Kristus, ternyata Natal juga identik dirayakan dengan tukar kado atau makan bersama. Lantas, seperti apa sih sejarah Natal? Berikut selengkapnya di bawah ini.
Sejarah Natal
Natal sendiri berasal dari bahasa Latin yakni Dies Natalis yang berarti hari lahir, sementara dalam bahasa Inggris Christmas berasal dari kata Crister Maesse yang berarti Misa Kristus.
Namun perayaan Natal ini dimulai sejak tahun 336 dan disebut sebagai Depositio Martyrum. Kelahiran Yesus diperkirakan pada 8 sebelum masehi. Melansir Live Science, ada dua teori mengapa kelahiran Yesus jatuh pada tanggal 25 Desember 2022.
Teori pertama adalah hipotesis sejarah agama dan yang kedua adalah hipotesis perhitungan. Kedua teori ini diyakini dengan benar. Berdasarkan catatan kuno, tanggal 25 Desember 2022 diadakan dengan perayaan Sol Invictus, dewa matahari yang diadakan Kekaisaran Romawi.
Namun, dalam Injil Lukas di Alkitab, tertulis bahwa Malaikat datangi Maria di bulan keenam, yang berarti adalah Juni. Sedangkan orang Yahudi merayakan Tahun Baru jatuh di bulan ke sembilan yakni bulan September.
Berarti, bulan keenam setelah tahun baru Yahudi jatuh di bulan Maret. Umat Kristiani pun menghitung kandungan Maria selama sembilan bulan hingga jatuh di bulan Desember.
Lebih lanjut, tanggal 25 bisa menjadi perayaan Natal berdasarkan perhitungan Alexander The Great. Ia menghitung sesuai kalender dari hari dimana Yesus hari ke-8 yang dibuat sebagai 1 Januari sehingga tanggal 25 jatuh sebagai kelahiran Yesus Kristus.
Tradisi di Berbagai Negara
Merayakan Kelahiran Yesus Kristus, tradisi Natal dirayakan secara berbeda-beda di setiap negara. Di Austria, anak-anak akan melemparkan surat natal ke perapian. Hal ini dipercaya agar St Nicholas memberikan hadiah ke mereka berupa permen, kacang, dan apel.
Sedangkan Filipina, Natal akan diadakan dengan festival Lampion Raksasa di Kota Pampanga. Berbeda di Islandia, tradisi Natal merayakannya dengan menaruh sepatu di dekat jendela dengan harapan menerima permen untuk anak baik, sedangkan yang buruk mendapat kentang busuk.