img_title
Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

IntipSeleb Gaya Hidup – Roche Indonesia, bersama dengan Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais. Hari ini meluncurkan tahapan penting dalam kolaborasi multi-pihak guna meningkatkan hasil penanganan kanker di Indonesia.

Kemitraan multi-pihak tersebut fokus pada upaya peningkatan hasil tata laksana kanker. Penasaran? Simak ulasan berikut di bawah ini!

Kenali Program Untuk Meningkatkan Penanganan Kanker

Intipseleb/Tiya Sukmawati
Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

Upaya peningkatan hasil tata laksana kanker melalui tiga program utama, diantaranya, program telementoring ECHO (Extension for Community Healthcare Outcomes), pengembangan kapasitas perawat onkologi dan implementasi peran Navigator Pasien Kanker (NAPAK). Peluncuran ini turut didukung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.

Tahapan penting yang diluncurkan meliputi dimulainya telementoring ECHO dengan hub baru yaitu RS. Dr. Sardjito setelah sebelumnya Dharmais menjadi hub. Dimulainya telementoring ECHO sebagai bagian dari Pelatihan Keperawatan Onkologi Dasar, dimulainya pembelajaran untuk 31 orang penerima beasiswa perawat spesialis onkologi di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, serta dimulainya pembelajaran untuk 25 orang peserta program Navigator Pasien Kanker di Tata Memorial Center India.



Ketiga bentuk kemitraan tersebut juga merupakan upaya mendukung percepatan pencapaian agenda transformasi kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan. Khususnya, dalam aspek peningkatan hasil penanganan kanker di Indonesia.

Saat ini, penyakit kanker masih menjadi satu dari tiga penyakit tidak menular (PTM) dengan prevalensi dan tingkat kematian tertinggi, di samping penyakit jantung dan stroke. Berdasarkan data Globocan 2020, di tahun 2020 di Indonesia terdapat 396.914 kasus baru kanker, dengan 234.511 kematian akibat kanker.

Di sisi lain. Ketimpangan jumlah dan penyebaran fasilitas pelayanan kanker dan terbatasnya jumlah tenaga medis ahli khusus kanker masih menjadi tantangan dalam penanganan kanker di Indonesia.

Pada akhir 2024, ditargetkan ada lima pusat pelatihan di Indonesia dan setidaknya telah melatih 500 perawat dari berbagai rumah sakit di Indonesia. Program ini telah berjalan sejak Agustus 2022 di RS Kanker Dharmais yang telah melatih 75 perawat.

Pada 21 November 2022, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta akan membuka Pusat Pelatihan Keperawatan Onkologi Dasar. Sebagai rumah sakit kedua yang menyelenggarakan program ini, RSUP Dr. Sardjito akan melatih perawat dari berbagai rumah sakit di DI Yogyakarta dan sekitarnya, program ini ditargetkan akan bekerja sama dengan rumah sakit lain untuk memperluas cakupan peserta.

Program Navigator Pasien Kanker

Intipseleb/Tiya Sukmawati
Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

Inisiatif lain yang juga diusung dalam kemitraan ini adalah program Navigator Pasien Kanker (NAPAK). Yang menghadirkan peran profesional NAPAK di rumah sakit dan mengintegrasikan ke dalam sistem perawatan sepanjang perjalanan pengobatan pasien untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Program ini hadir untuk menjawab berbagai hambatan yang ditemui pasien. Seperti antrian panjang, komunikasi yang kurang jelas, waktu tunggu yang lama, administrasi yang kompleks, ketidakpercayaan terhadap kemampuan tenaga kesehatan dan kurangnya empati. Meski peran NAPAK telah diakui di berbagai negara, peran ini belum ada di Indonesia. (bbi)

Topik Terkait