IntipSeleb – Gejala kista adalah hal yang tidak boleh disepelekan. Kamu harus bisa mendeteksi sejak dini agar kista tidak semakin parah.
Kista adalah kantong atau benjolan berisi cairan, gas, atau bahan semi padat yang terbentuk di bagian tubuh. Misalnya, di wajah, kulit kepala, punggung, belakang lutut, lengan, selangkangan, dan organ internal tubuh lain. Kebanyakan kista bersifat jinak dan nonkanker, meski sebagian ada yang bersifat ganas.
Ukuran benjolan bervariasi, mulai dari sangat kecil (mikroskopik) hingga sangat besar. Benjolan yang berukuran besar bisa mengimpit organ dalam yang berada di dekatnya.
Biasanya kita mengetahui bahwa kista umumnya dialami oleh wanita. Namun pada kenyataannya, kista adalah kondisi yang umum dan bisa terjadi pada siapapun di usia berapapun tanpa pandang bulu.
Tanpa berlama-lama lagi, ini dia jenis, penyebab dan gejala kista. Keep scrolling.
Jenis Kista
Ternyata, kista ada banyak jenisnya. Berikut jenis-jenis kista:
Kista Epidermoid
Kista epidermoid muncul di bawah kulit, seperti wajah, leher, kepala, punggung, hingga alat vital. Meski jarang menimbulkan masalah, kista jenis ini bisa mengganggu penampilan, terasa nyeri, rentan pecah, dan mengalami infeksi.
Kista Ovarium
Kista ovarium adalah kantor berisi cairan yang tumbuh di dalam indung telur wanita (ovarium). Jenis kista ini biasanya bisa hilang tanpa perawatan khusus. Jika ukurannya besar dan pecah, pengidap berisiko mengalami gejala serius, seperti demam, pingsan, pusing, napas cepat, dan nyeri panggul.
Kista Payudara
Kista yang muncul pada jaringan payudara. Kista jenis ini bersifat jinak dan jarang berkembang menjadi sel kanker. Pengidap perlu bicara pada dokter jika kista semakin membesar dan menimbulkan nyeri.
Kista Ganglion
Kista ganglion muncul di sepanjang persendian, terutama di pergelangan tangan atau ruas jari tangan. Kista ini juga bisa muncul di ujung jari tangan, lutut bagian luar, pergelangan kaki, dan punggung kaki.
Kista Dermoid
Pertumbuhan kantong berisi cairan di folikel rambut, kelenjar keringat, gigi, dan jaringan saraf. Kista jenis ini biasanya muncul di permukaan kulit atau organ di dalam tubuh, seperti tulang belakang, otak, hidung, rongga sinus, rongga perut, dan indung telur.
Kista Baker
Kista yang menyebabkan munculnya benjolan di belakang lutut. Penyebabnya adalah timbunan cairan pelumas sendi (cairan sinovial) yang berlebih pada jaringan lutut. Kondisi ini dipicu oleh sejumlah masalah lutut, seperti peradangan sendi atau robeknya tulang rawan lutut.
Kista Bartholin
Kista yang terbentuk pada salah satu atau kedua kelenjar sisi Miss V. Benjolan muncul ketika kelenjar pelumas Miss V (kelenjar bartholin) mengalami penyumbatan. Kista jenis ini bisa muncul akibat infeksi bakteri penyebab gonore atau klamidia. Gejala utamanya berupa pembengkakan di area sekitar Miss V dan timbulnya rasa nyeri.
Kista Ginjal
Kantong berisi cairan yang muncul di dalam ginjal. Kista jenis ini bersifat jinak dan jarang menyebabkan komplikasi serius. Gejala muncul jika kista tumbuh membesar atau sudah terinfeksi. Meliputi demam, nyeri tubuh (terutama pada punggung, pinggang, atau perut bagian atas), meningkatnya frekuensi buang air kecil, dan bercampurnya darah dalam urine.
Selain kista di atas, terdapat beberapa jenis kista lain yang perlu disadari. Di antaranya adalah kista arachnoid, epididimis, labial, pilonidal, nabothi, pineal, tiroglosal, celah brankial, koloid, mukosa, pankreas, testis, tiroid, hati, sinus, pilar, hemoragik, dan konjungtiva.
Penyebab Kista
Penyebab kista beragam tergantung dengan tingkat keparahannya. Berikut macam-macam penyebab kista yang harus kamu soroti secara umum:
Usia
Menurut U.S National Library of Medicine (NLM), wanita yang berusia di antara usia pubertas sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista di bagian ovarium. Pasalnya pada masa ini wanita masih mengalami periode menstruasi. Pada saat wanita mengalami menstruasi, munculnya benjolan cairan di ovarium bisa saja terbentuk. Ini bukan menjadi masalah selama benjolan di ovarium bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan tidak menyebabkan gejala.
Kondisi penyebab kista ovarium jarang terjadi pada wanita setelah menopause. Namun, wanita yang sudah menopause dan mempunyai benjolan berisi cairan di ovarium mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik mempunyai risiko benjolan di ovarium yang lebih tinggi. Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel. Sindrom ovarium polikistik juga dapat mengganggu produksi hormon pada wanita, sehingga banyak masalah yang dapat terjadi karena hal ini.
Endometriosis
Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, ataupun rektum. Terkadang, kantung berisi darah (benjolan/fibroid) terbentuk pada jaringan ini. Benjolan berisi yang terbentuk karena endometriosis ini disebut dengan endometrioma. Benjolan ini dapat menyebabkan pengidap merasa sakit saat berhubungan intim dan selama periode menstruasi.
Obat Penyubur Kandungan
Obat penyubur kandungan biasanya dipakai untuk membantu ovulasi (melepaskan sel telur) seperti gonadotropin, clomiphene citrate, ataupun letrozole. Ini karena mereka dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.
Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kista dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).
Kemoterapi dengan Tamoxifen
Wanita pengidap kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko adanya benjolan di ovarium yang lebih tinggi. Tamoxifen dapat menyebabkan terbentuknya benjolan di ovarium Namun, benjolan berisi cairan ini dapat hilang setelah pengobatan selesai.
Keturunan/Genetik
Selain keenam penyebab diatas, penyakit keturunan atau genetik juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kista. Jika memiliki nenek, ibu atau saudara perempuan yang menderita penyakit ini maka Anda lebih berisiko tinggi untuk mengidapnya.
Gejala Kista
Gejala utama kista adalah benjolan yang tumbuh di bagian tubuh tertentu. Tergantung pada jenis kista yang dialami, benjolan ini bisa tumbuh di wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, atau telapak kaki.
Selain itu, gejala akan timbul bermacam-macam seperti:
1. Sakit Saat Berhubungan Intim
Sakit kala berhubungan intim harus diwaspadai, bisa jadi itu merupakan tanda penyakit kista. Jangan sepelekan tanda ini dan segera hubungi dokter.
2. Mudah Merasa Kenyang
Jika kamu makan sedikit namun sudah merasa kenyang, waspadai gejala ini. Bisa jadi ini merupakan tanda adanya kista.
3. Sulit Hamil
Sulit hamil juga harus diwaspadai. Meskipun memang kesuburan tidak dipengaruhi kista ovarium.
4. Sering Merasa Ingin Buang Air Kecil
Rasa ingin buang air kecil terlalu sering patut untuk diwaspadai. Bisa jadi ini merupakan tanda adanya kista.
5. Haid Tidak Tentu
Tanda selanjutnya yakni haid yang tidak tentu. Bisa jadi lebih berat dari biasanya, tidak teratur atau lebih ringan. Segera cek ke dokter jika menemukan ada yang salah dengan siklus haid.
6. Perut kembung dan bengkak
Perut kembung dan bengkak merupakan tanda adanya penyakit serius. Jangan sepelekan tanda penyakit yang satu ini.
Itulah beragam informasi tentang kista yang kamu perlu waspadai sejak dini. Segera hubungi dokter apabila mengalami gejala di atas dengan kondisi yang parah ya! (rth)