img_title
Foto : Instagram/@coldplay

Inggris – Festival Glastonbury diselenggarakan pada 26 hingga 30 Juni 2024 di Worthy Farm, Pilton, Somerset, Inggris. Pada Glastonbury Festival 2024 ini, Dua Lipa, Coldplay, SZA, bersama Shania Twain, menjadi headliners.

Tapi, aksi Coldplay yang mengirimkan cinta kepada Israel justru menuai kontroversi. Seperti apa awalnya? Yuk, intip cerita selengkapnya!

Coldplay Kirim Cinta untuk Israel

Coldplay menjadi headliner di Festival Glastonbury pada 30 Juni 2024. Sebagai headliner terakhir, Coldplay tak lupa untuk berinteraksi dengan penggemarnya.

Chris Martin meminta penonton di Festival Glastonbury untuk mengirimkan cinta untuk seluruh dunia. Tetapi, Coldplay juga menyebutkan Israel.

"Kalian bisa mengirimkan cinta untuk seluruh dunia. Bisa mengirimkannya ke nenek kalian, bisa mengirimkan cinta ke Israel," ujar Chris Martin di Festival Glastonbury dikutip IntipSeleb dari X @westernthu, Senin, 1 Juni 2024.

Setelah meminta mengirimkan cinta untuk Israel, Chris Martin melanjutkannya dengan meminta fans juga mengirimkan doa untuk Palestina sampai Myanmar.

"Kalian bisa mengirimkan cinta ke Palestina, bisa mengirimkannya ke Myanmar, bisa mengirimkannya ke Ukraina, bisa mengirimkannya ke Rusia," tandas Coldplay.

Hujat Kenetralan

Instagram/coldplay
Foto : Instagram/coldplay

Aksi Coldplay yang meminta fans mengirimkan cinta untuk Israel sekaligus Palestina membuat netizen murka. Banyak yang mengecam netralnya Coldplay dalam serangan Israel kepada Palestina.

"ngapain sending love ke negara yang ngirim bom ke negara lain," komentar netizen.

"there is no neutral side when it comes to genocide," sahut yang lain.

"Apaan? Sending love to Israel while Israel keeps sending bomb to Palestine? NO," imbuh berikutnya.

"Lah.. dia bikin lagu tentang Palestine, Glastonbury juga bukannya acara donasi buat Palestine? (Cmiiw) kok bisa bilang gitu ya," kata netter.

Padahal, di Festival Glastonbury, Coldplay mengajak penyanyi Palestina bernama Elyanna untuk menyanyikan lagu Arabesque, yang rilis tahun 2019. Lagu ini terinspirasi dari kunjungan Chris Martin ke Palestina dan bertemu dengan grup oud Le Trio Joubran.

Topik Terkait