"Jepit rambut yang terjatuh itu mulai muncul dalam kesenian Ms. Swift jauh sebelum identitas queer tidak dapat disangkal lagi menjadi sesuatu yang dapat dipasarkan ke arus utama Amerika. Mereka menunjukkan kepada orang-orang queer bahwa dia adalah salah satu dari kita,” ungkap Anna Marks, dalam opini di New York Times, dikutip IntipSeleb pada Minggu, 7 Januari 2024.
Taylor Swift Marah Seksualitasnya Jadi Bahan Opini
Seorang sumber mengklaim, Taylor Swift dan pihaknya marah akibat opini yang terbit di New York Times itu. Katanya, opini tersebut invasif, tidak benar, dan tidak pantas.
"Sepertinya tidak ada batasan yang tidak dapat dilewati oleh para jurnalis saat menulis tentang Taylor, terlepas dari seberapa invasif, tidak benar, dan tidak pantas hal tersebut dilakukan - semuanya berada di balik selubung 'opini'," kata seorang sumber, dilansir dari Page Six.
"Karena kesuksesannya yang luar biasa, pada saat ini ada arus berbentuk Taylor dalam etika masyarakat," tambahnya.
FYI, Taylor Swift tenga berpacaran dengan Travis Kelce. Ia pernah menyangkal tuduhan sebagai seorang queer kepada Vogue tahun 2019 lalu.