IntipSeleb – Film Rose menghadirkan kisah yang tidak biasa tentang kisah penderita skizofrenia. Meskipun film dengan tema ini sudah biasa dan banyak diangkat.
Namun ada sesuatu yang menarik dalam film Rose ini. Film ini memberi perspektif unik. Seperti apa keunikan film Rose? Intip artikel berikut ini.
Film Rose
Film karya sineas Niels Arden Oplev memiliki genre drama keluarga yang ditaburi sentuhan komedi dalam dialog-dialog sederhana para tokoh.
Rose tak hanya mengandalkan kekuatan naskah yang intim sejak awal. Di baris depan, ada Sofie Grabol, Lene Maria Christensen, dan Anders W. Berthelsen yang menggerakkan cerita dengan chemistry yang lengket hingga ke menit-menit akhir tanpa kehilangan tensi.
Film ini belum pernah ditayangkan di bioskop Indonesia. Namun bisa disaksikan secara legal mulai bulan Juli di platform streaming KlikFilm.
Review Film
Film bermula ketika Inger memperkenalkan diri sebagai pengidap Skizofrenia di sebuah bus. Ini membuat turis lain syok. Namun, kejujuran Inger menyita perhatian Christian.
Bocah laki-laki ini pelesir ke Paris bersama orangtua, Andreas dan Margit. Andreas memperingatkan putranya untuk tidak terlalu dekat dengan Inger. Tetapi semakin dilarang, inteaksi Christian dan Inger malah menguat.
Yang membuat Rose mudah dicintai penonton, Inger tak ditempatkan sebagai pesakitan tanpa daya. Ia tampak manusiawi bahkan saat penyakitnya kambuh, kita bisa memahami meskipun kadang perilakunya menyebalkan.
Niels Arden Oplev bisa menerjemahkan dengan detail bagaimana Skizofrenia berdampak tak hanya ke psikis tapi juga fisik pasien yang bertransformasi menjadi ringkih dan tampak sekian tahun lebih tua daripada mereka yang sehat.
Performa Sofie Grabol dari gaya bicara, cara menatap lawan bicara, merengek hingga marah, postur tubuh kala berdiri maupun berjalan, semuanya terasa believable. Ditambah dengan gaya berbusananya, tanpa bicara pun penonton paham ada yang tak beres dengan psikis Inger.
Niels Arden Oplev sadar betul, tanpa didramatisasi, materi Rose sudah drama banget. Sehingga serpihan bumbu komedi berkali ditabur agar Rose tak terlalu pekat sembari tetap fokus pada perjalanan batin pasien dengan penyakit jiwa. Adegan akhir Rose juga bisa dibilang simpel tapi dalam banget. Wajib tonton.