Sebagai informasi, penyanyi 36 tahun itu sempat membuat publik heboh di bulan Februari lalu. Duffy yang telah 10 tahun menghilang dari dunia hiburan mengaku bahwa dirinya telah disekap dan diperkosa. Setelah itu, dia sedang disibukkan dengan mengungkapkan pengalamannya itu untuk mengatasi rasa trauma.
“Film ini seharusnya bukan ide untuk dijadikan hiburan dan juga tidak boleh digambarkan seperti itu atau dikomersialkan dengan cara ini. Aku menulis kata-kata ini (yang aku tidak percaya aku menulis pada tahun 2020, dengan begitu banyak harapan dan kemajuan yang diperoleh dalam beberapa tahun terakhir) karena diperkirakan 25 juta orang saat ini diperdagangkan di seluruh dunia dan belum lagi jumlah orang yang tak terhitung,” lanjutnya.
Kritik Netflix
Duffy mengungkapkan bahwa ia tidak habis pikir karena Netflix bisa ceroboh dalam memindai film yang akan ia tayangkan. Pelantun lagu Mercy itu juga menyebut bahwa ketika penonton wanita melihat film ini, mereka akan senantiasa meminta aktor utama yaitu Michele Morrone untuk menculik mereka.
“Kita semua tahu Netflix tidak akan menjadi tuan rumah dengan materi pedofilia, rasisme, homofobia, genosida, atau kejahatan lain terhadap kemanusiaan. Tragisnya, korban perdagangan dan penculikan tidak ingin terlihat, namun dalam 365 Days penderitaan mereka dijadikan drama erotis seperti yang dijelaskan oleh Netflix,” kata Duffy.
Setelah pernyataan panjang, Duffy juga menjelaskan bahwa pihak Netflix masih bisa memperbaiki kesalahan dengan meningkatkan sumber daya yang berbakat. Duffy juga mendorong layanan streaming itu dan para pembaca surat terbukanya untuk mempelajari lebih lanjut tentang perdagangan manusia.