“Seperti yang mungkin kamu dengar, saya bekerja sama dengan@PattyJenks dan @Lkalogridis untuk membawa kisah Cleopatra, Ratu Mesir, ke layar lebar dengan cara yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Untuk menceritakan kisahnya pertama kali melalui mata wanita, baik di belakang maupun di depan kamera,” tulis Gal Gadot melalui Twitter @GalGadot pada 12 Oktober 2020 lalu.
Pada pengumumannya itu, Gal Gadot juga menambahkan ilustrasi Cleopatra yang sedang dilayani oleh dayang-dayangnya. Hingga kini, cuitan itu telah disukai sebanyak 21,5 ribu dan di-retweet sebanyak 2,9 ribu kali.
Kewarganegaraan Israel dan Warna Kulit Jadi Perdebatan
Tetapi pengumuman itu bukannya mengundang ucapan selamat, justru istri dari Yaron Varsano itu menerima kecaman. Salah satu kecaman yang lantang disampaikan ialah kewarganegaraan Gal Gadot. Gal Gadot diketahui lahir di Israel, sehingga dinilai merupakan pendukung zionis. Dikabarkan, Gal Gadot juga aktif mendukung Tentara Israel saat menjajah Palestina.
“Semuanya berdebat apakah Cleopatra putih atau hitam. Tetapi ingatlah hal terpenting, Gal Gadot adalah seorang zionis yang membunuh orang Palestina dan dia dicasting untuk memainkan peran itu,” kata netizen.
“Terserah apa pun yang kamu pikirkan tentangnya saat memerankan Cleopatra, jangan lupa kalau Gal Gadot dengan bangga melayani (dan terus mendukung) tentara kolonial terkenal untuk melukai dan membunuh warga sipil,” balas yang lain.
Selain netizen mengkritik kewarganegaraan Gal Gadot, ada juga yang menyoroti warna kulitnya. Perempuan kelahiran 30 April 1985 itu merupakan wanita berkulit putih, sedangkan beberapa warganet mengklaim jika Cleopatra ialah wanita berkulit hitam. Penunjukkan Gal Gadot sebagai Cleopatra dianggap menghapus sejarah.