Hurrem menunjukkan kekuasaannya. Sebagai tanda cintanya, Suleiman menghadiahkan Hurrem sebuah bros berbentuk bunga tulip, simbol Dinasti. Suleiman bertemu dengan putra Doge Venesia, Alviso Gritti.
Di sisi lain, Gulsah memarahi Mehmed karena telah merusak pekerjaan sekolah Mustafa.
Setelah mengetahui apa yang terjadi di kelas, Hurrem menjadi marah dan melarang Gulsah mendekati Mehmed.
Leo menyelesaikan lukisan Baginda dan Hurrem sambal menangis sedih. Diam-diam Sadika menulis surat untuk Raja Louis rencana Suleiman dan Ibrahim yang akan memanfaatkan hubungan Alviso Gritti dengan Eropa.
Matrakçi memberi Sadika sebuah kalung. Sadika mengerti bahwa dia sedang jatuh cinta, tetapi terus memanfaatkannya.
Sadika meminta Matrakci untuk menyampaikan surat dengan alasan untuk pamannya. Gulsah merencanakan pembunuhan terhadap Hurrem, yang mana Gulnihal menjadi korbannya.
Lalu, Hurrem menemukan Gulnihal yang berdarah di tempat tidurnya. Gulsah melihat Hurrem masih hidup dan menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan.