Thailand – Film How to Make Millions Before Grandma Dies yang ditunggu-tunggu akhirnya akan tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu, 15 Mei 2024. Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang cucu yang memilih untuk merawat neneknya yang didiagnosa kanker.
Film Thailand bertema keluarga ini tentu akan sangat relate dengan kehidupan masyarakat kita dan menghadirkan sudut pandang baru dalam relasi antarkeluarga. Penasaran seperti apa ulasannya? Yuk intip review film How to Make Millions Before Grandma Dies berikut ini!
Sinopsis Film How to Make Millions Before Grandma Dies
Sebelum masuk ke review film How to Make Millions Before Grandma Dies, ada baiknya untuk membaca terlebih dahulu sinopsis film garapan sutradara Pat Boonnitipa yang judul aslinya Lahn Mah berikut ini.
How to Make Millions Before Grandma Dies secara garis besar menceritakan tentang hubungan antara cucu dan neneknya. Pemuda bernama M (Billkin Puthipong), rela berhenti bekerja di tahun keempat demi menjaga neneknya, Meng Ju, yang divonis mengidap kanker dan akan segera meninggal.
Sikap baiknya pada sang nenek tersebut memiliki niat terselubung. M sangat ingin menjadi cucu kesayangan nenek agar mendapatkan warisan ketika sang nenek meninggal nanti.
Ide tersebut muncul setelah ia menyaksikan sepupunya, Mui (Tontawan Tantivejakul), yang berhasil menjadi pewaris tunggal setelah merawat sang kakek sendirian. M pun termotivasi dan bertekad untuk menemani sang nenek sehari-hari demi mendapatkan apa yang ia incar.
Sang nenek yang tahu betul bahwa ada niat terselubung dari M pun sudah menduga bahwa apa yang dilakukan sang cucu untuknya sama sekali tidak tulus. Tapi, berkat mulut manis M yang mengaku ingin balas budi pada sang nenek yang merawatnya sejak kecil, sang nenek pun luluh dan mengizinkan M untuk tinggal bersamanya.
Setiap hari, M membantu neneknya berjualan, mengantar ke rumah sakit untuk kemoterapi, bahkan memandikannya di rumah. Rutinitas tersebut ia lakukan berulang-ulang dan berujung mengetuk kesadaran dalam dirinya.
Dari situlah, M mulai memahami segala problematika yang terjadi di keluarganya yang selama ini tidak ia pedulikan. M perlahan memahami jalan pikiran sang nenek yang selama ini bekerja keras untuk sang ibu dan kedua pamannya.
Kebersamaan M dan sang nenek pun akhirnya mulai menyadarkan M tentang apa arti keluarga yang sebenarnya. M sadar bahwa warisan yang selama ini ia idam-idamkan sama sekali tidak ada harganya dibandingkan dengan keberadaan sang nenek.
Review Film How to Make Millions Before Grandma Dies
Persoalan keluarga dan warisan menjadi benang merah yang mampu menghubungkan film dan penonton dengan sangat kuat. Bagaimana tidak, di kultur masyarakat kita yang tak jauh berbeda dengan Thailand, tertanam mindset untuk mencari perhatian orang yang dituakan sebelum mereka meninggal dunia.
Sebab, biasanya orang yang paling dekat atau yang mengurus orang tua di saat-saat terakhir mereka biasanya akan mendapat warisan yang lebih besar. Hal ini timbul karena kedekatan emosional atau mungkin sebagai rasa balas budi mendiang terhadap orang yang telah merawatnya.
Stigma tersebut tentu banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga film How to Make Millions Before Grandma Dies akan menjadi film slice of life yang sangat dekat dengan penonton.
Hal itu pula yang memotivasi M, sang tokoh utama, untuk berusaha mendekatkan diri pada sang nenek. Membayangkan masa depannya yang agaknya akan sangat suram dan hanya menjadi benalu bagi sang ibu, M pun mengikuti jejak Mui untuk merawat sang nenek yang sakit-sakitan.
Padahal, selama ini ia adalah cucu yang sangat mengabaikan keluarganya, apalagi sang nenek. Tak heran kedatangan dan perhatiannya pada sang nenek memunculkan rasa curiga. Dan di sinilah sutradara memasukkan unsur-unsur komedi yang mengundang gelak tawa.
Mulai dari kecerobohan cucu yang kerap memancing amarah nenek, betapa canggungnya interaksi antara M dan sang nenek di permulaan hingga kerewelan sang nenek, dan perbedaan kebiasaan antargenerasi, semuanya sukses mengundang tawa penonton dengan porsi yang pas dan tampak effortless.
M yang cerdik dan berkeinginan keras ini akhirnya juga tidak sekadar melancarkan aksinya mencuri perhatian sang nenek, tak jarang ia juga menjadi jembatan antara nenek dan kedua pamannya dengan intrik-intrik yang ada.
Tak hanya dari segi cerita, film How to Make Millions Before Grandma Dies juga menyajikan visual yang memanjakan mata. Gambaran perkampungan Tionghoa tergambar dengan meyakinkan dari ornamen-ornamen yang ada.
Rumah nenek terlihat seperti tipikal rumah orang Tionghoa zaman dulu yang berada di gang pinggiran kota dengan nuansa yang cenderung pengap, panas, dan gelap karena minim ventilasi. Nuansa Tionghoa diperkuat dengan berbagai ornamen, mulai dari lukisan, kalender, gantungan khas, serta meja persembahan untuk Dewi Guan Yin.
Selain itu, shot-shot menarik juga muncul dari gang-gang sekitar rumah nenek, jalanan dekat rel kereta api, dan pemakanan yang dipenuhi pepohonan.
Dari sisi karakter dan penokohan, sutradara sukses membuat tokoh-tokoh di film How to Make Millions Before Grandma Dies sangat believable. Setiap tokoh memiliki motivasinya masing-masing dalam setiap langkah yang mereka ambil, sehingga tidak menyisakan plot hole.
Kesimpulan dari review film How to Make Millions Before Grandma Dies ini adalah sutradara sukses menghadirkan kisah yang menyentuh sekaligus menginspirasi dan mampu mengetuk jiwa dan empati penonton.
Film Thailand yang inspiratif ini akan menyadarkan penonton betapa berharganya keluarga dan betapa priceless-nya kesempatan untuk menemani orang tua di saat-saat terakhirnya.
Nah, buat yang penasaran gimana alur cerita film How to Make Millions Before Grandma Dies, jangan lupa saksikan film ini mulai 15 Mei 2024 di bioskop CGV, Cinepolis dan XXI. Jangan lupa siapkan tissue, ya!