Setelah hancur akibat serangan pasukan Burma, kota ini tidak pernah dibangun kembali, namun tetap dikenal hingga hari ini sebagai situs arkeologi yang luas.
Saat ini, kota ini terletak di Distrik Phra Nakhon Si Ayutthaya, Provinsi Phra Nakhon Si Ayutthaya, dengan total luas properti Warisan Dunia sebesar 289 hektar.
Dahulu merupakan pusat penting diplomasi dan perdagangan global, Ayutthaya kini menjadi reruntuhan arkeologis, ditandai dengan sisa-sisa prang tinggi (menara peninggalan) dan biara Buddha yang memberikan gambaran tentang ukuran kota dan kemegahan arsitekturnya di masa lalu.
Masa Kejayaan Ayutthaya
Kota ini terletak secara ideal di kepala Teluk Siam, setara jarak antara India dan Tiongkok, dan cukup hulu untuk dilindungi dari pengaruh negara-negara Arab dan Eropa yang sedang memperluas pengaruh mereka di wilayah ini, bahkan ketika Ayutthaya sendiri konsolidasi dan memperluas kekuasaannya untuk mengisi kekosongan setelah keruntuhan Angkor.
Akibatnya, Ayutthaya menjadi pusat ekonomi dan perdagangan di tingkat regional dan global, serta menjadi titik penting yang menghubungkan Timur dan Barat.