IntipSeleb – Meski bisa dibilang sangat modern, Singapura masih memiliki festival yang diberi nama Hungry Ghost Festival. Bagi mereka yang percaya, saat festival ini berlangsung artinya gerbang neraka dibuka selama satu bulan untuk para arwah yang gentayangan di bumi.
Jika kamu termasuk orang yang penasaran dengan hal semacam ini, jangan heran, sebenarnya mereka yang telah meninggal ini juga punya rasa penasaran loh pada mereka yang masih hidup. Enggak terkecuali mereka yang bekerja di industri hiburan. Mereka yang pernah bekerja di lokasi syuting untuk film-film Asia pasti akan mengatakan bahwa mereka itu biasanya akan menggelar ritual atau upacara untuk memperlancar jalannya syuting.
Menurut seorang produser, lokasi syuting seringkali berhantu karena arwah di area tersebut tertarik ke lokasi syuting. Meski sudah mati, arwah ini juga menjalani kehidupan layaknya manusia karena masih tinggal di dunia tapi di dimensi yang berbeda. Ya anggap saja seperti manusia yang penasaran saat lihat ada sekumpulan orang sedang syuting.
Berikut ini beberapa kisah yang bakal bikin merinding di lokasi syuting film Asia di Singapura seperti dilansir dari AsiaOne.
Hantu anak kecil di sekolah terlantar Toa Payoh
Sumber: www.asiaone.com
Kru film lokal berjudul The Days yang rilis tahun 2008 ini harus melewati kisah menyeramkan saat syuting di sini. Menurut produsernya, ada beberapa titik di lapangan basket yang selalu membuat aktor mereka kepeleset dan jatuh, meski itu adalah tempat yang datar dan tidak ada yang menghalangi jalan mereka.
Suatu ketika setelah selesai syuting jam 04.00 dan akan pulang dengan mobil, produser tiba-tiba menyadari gerbang sedikit terbuka. Produser itu hanya sepintas mengatakan,"Kalau saja gerbang terbuka sedikit lagi, kita tidak perlu turun (untuk membukanya)."
Dan coba tebak apa yang terjadi? Seolah ada yang mendengarkan, gerbang itu mulai terbuka sedikit tepat seperti yang dikatakan oleh produser, seolah ada yang sedang mendengar percakapan mereka.
Seorang kru yang mengaku memiliki indera keenam, mengungkap bahwa sekolah itu penuh dengan hantu anak yang membuat keributan dan berlarian di koridor, mereka menarik kaki siapapun yang berjalan ke lapangan basket.
Syuting terakhir
Sumber: www.gamewatcher.com (ilustrasi kamera berhantu)
Saat syuting di luar ruang, cuaca tentu saja jadi faktor penting. Beberapa sutradara Asia menggunakan bomoh (pawang hujan) dan melakukan ritual untuk memastikan itu. Selain menggunakan bawang putih kering, cabai segar dalam tusukan sate untuk diletakkan di tiga sudut lokasi syuting, hal ini juga melibatkan koordinat geografis agar bisa melindungi wilayah itu.
Di lokasi sekolah yang terbengkalai, kru dipaksa untuk menjaga peralatan tiga kali karena akan turun hujan setiap kali sutradara mengatakan 'Action.' Dan mereka menyadari kesalahan apa yang dilakukan, ternyata lokasi syuting dipindah secara tiba-tiba tanpa memberitahu Tua Pek Kong (Dewa Tao).
"Bisa kamu bayangkan meminta izin syuting di wilayahnya Tua Pek Kong, setelah dapat izin tiba-tiba tidak jadi syuting di sana, dan justru pindah ke lokasi baru tanpa memberitahu dia? Tentu dia jadi marah," kata produser. Setelah meminta maaf dan meminta izin lagi, adegan terakhir bisa diambil tanpa masalah.
Kamera menolak kerjasama
Pasti kamu pernah dengar kalau hantu dapat mempengaruhi alat-alat elektronik? Saat syuting salah satu adegan, sebuah kamera baru yang diletakkan di sudut tertentu dari sebuah ruangan tiba-tiba terus menerus tidak berfungsi dan tidak merekam apapun, tapi akan baik-baik saja saat dipindah ke lokasi lainnya. Menyadari ada hal yang tidak benar, sutradara meminta seluruh kru berdoa dengan sungguh-sungguh kepada empat dewa yang mungkin menjaga lokasi dan kamera akhirnya bisa kembali bekerja saat doa selesai.
Pulau Ubin Saboteur
Sumber:www.visitsingapore.com