Foto : IntipSeleb

IntipSeleb – Di zaman era globalisasi seperti saat ini yang sudah membebaskan setiap ruang gerak individu, kesempatan terbuka lebar bagi siapapun untuk memperoleh kesempatan di dalam segala bidang. Dalam artian siapapun, disini adalah tidak memandang usia dan gender seseorang.

Baik laki-laki maupun perempuan, semua orang bebas melakukan apa yang mereka inginkan. Dari data sensus yang dirilis pada tahun 2020, mencatat bahwa jumlah penduduk perempuan Indonesia adalah sebanyak 133,54 juta orang atau yang bisa dibilang menyentuh angka 49,42 persen dari total penduduk Indonesia.

Jumlah yang tidak terlalu besar perbedaannya ini tentu seharusnya memiliki potensi peran yang sama dengan laki-laki tanpa perlu adanya ketimpangan. Potensi perempuan perlu lebih diperhatikan dan diberdayakan sebagai pelaku agar mampu berkontribusi dalam aspek apapun dalam kehidupan, termasuk ke dalam pembangunan bangsa.

Kebanyakan dari masyarakat sering salah mengartikan tentang gender dan kelamin. Banyak dari mereka yang menganggap itu adalah hal yang sama dan dikaitkan dengan jenis kelamin yang sudah menjadi kodrat. Sedangkan gender sendiri adalah sebuah sifat yang telah dibangun dan disematkan kepada seseorang yang merupakan hasil konstruksi masyarakat sosial. Sehingga tidak heran jika perempuan seringkali dikaitkan dengan perannya yang lebih domestik dibandingkan laki-laki.

Namun di zaman era modern yang serba bebas ini, perempuan mendapatkan kesempatannya untuk ikut berpartisipasi terhadap hal-hal penting di dunia. Seringkali kita temui banyak perempuan yang memberikan peranan lebih berarti dibandingkan laki-laki di beberapa sektor. Banyak dari mereka yang mampu memberikan inspirasi bagi orang banyak, salah satunya adalah Sashya Subono.

Foto : istimewa

Sashya Subono Halse adalah seorang animator asal Indonesia yang saat ini bekerja untuk Weta FX. Weta FX adalah sebuah perusahaan efek visual dan animasi digital yang berbasis di Wellington, Selandia Baru.

Sebagai seorang animator yang terpercaya, Sashya telah mengerjakan beberapa proyek besar dalam empat tahun terakhir selama bekerja di Weta FX. Beberapa projek yang pernah ia kerjakan adalah "Avatar: The Way of Water," serial Marvel "She-Hulk: Attorney at Law," dan "Hawkeye," dan yang paling terakhir adalah "Kingdom of the Planet of the Apes". Dimana film ini dirilis pada 8 Mei 2024 dan menjadi film keempat dalam versi reboot, namun jika dilihat dari rentetannya, film ini menjadi serial kesepuluh dalam serial “Planet of The Apes”.

Sashya menjadi salah satu perempuan Indonesia yang mampu memberikan inspirasi bagi banyak orang. Jika kita menelusuri perjalanan kariernya, apa yang ia lakukan tidaklah mudah. Butuh waktu yang panjang untuknya agar bisa bekerja di perusahaan yang selalu menjadi impiannya sejak lama, yaitu bekerja di Weta FX. Menurutnya, menjadi seorang animator harus memiliki ketelitian yang mumpuni agar kerjaan yang dihasilkan bisa baik dan benar.

Mengenai hal tersebut, pihak IntipSeleb memberikan pertanyaan, apakah ketelitiannya dalam menjadi seorang animator memiliki kolerasi antara kehidupan dan perannya sebagai seorang perempuan, Sashya menjawab “Tentu ada, time management menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki seorang animator yang ada kolerasinya dengan peran sebagai seorang ibu," jelasnya.

Seperti yang diketahui, bersama sang suami, Sashya telah dikaruniai 3 anak yang begitu lucu dan menggemaskan. Momentnya sebagai seorang ibu akhir-akhir ini ia sering bagikan melalui akun instagram pribadi miliknya.

Aku dulu juga kerja waktu di Indonesia dan saat itu aku sudah punya anak. Jadi aku harus pintar membagi waktu antara untuk pekerjaan dan untuk anak-anak. Bangun jam setengah 6 pagi untuk bikin lunch segala macem untuk mereka berangkat sekolah. Jadi time management dan planning selalu jadi hal yang aku bawa ke dalam kehidupan aku," tambahnya.

Membagi waktu antara keduanya memang tentu tidaklah gampang, namun Sashya menjadikan itu sebagai acuan dan motivasinya. Ia juga menjelaskan bagaimana dengan kehadiran seorang anak, bisa membantunya dalam menciptakan suatu karya. Saat menjelaskan ia diterima bekerja di Weta FX tahun 2020 lalu, ia menyampaikan rasa sekaligus haru dengan perjuangannya. Terutama, ia bercerita bagaimana saat itu harus menyeimbangi dengan mengasuh anak ketiga yang baru lahir saat itu.

“Tentunya aku bangga, menurut aku perempuan di Industri animasi khususnya perempuan Indonesia belum sebanyak yang ada di Internasional. Apalagi untuk pergi keluar negeri tentu jarang. Emang aku harus jujur pada awalnya itu ga gampang, apalagi kita sebagai perempuan ya tentu punya ekspektasi terhadap suatu hal. Terutama kan saat itu takut kalau kerja gabisa ngurus anak, maka dari itu ya like I said, planning dan time management jadi hal yang penting” tuturnya.

Foto : istimewa

Semua usaha ini tentu tidak akan pernah terjadi tanpa adanya kerja keras yang ia lakukan. Kerja keras yang dilakukan oleh setiap orang, tidak membandang gender dan batasan usia. Asalkan ada kemauan dalam diri, semua mungkin saja terjadi. Ini yang Sashya ungkapkan melalui wawancara yang ia sampaikan.

Tidak peduli, kamu bisa cowok, kamu bisa cewek, itu semua ga penting. Hal yang menjadi penting adalah kalau kamu mau bekerja keras. Ya, you can reach your dream, yang penting kitanya ada keinginan mau pasti dapat. Kalau misalkan emang belum, jangan putus asa! Itu yang aku lakukan, menjadi seorang Ibu tentu susah harus mengimbangi dengan pekerjaan. Tapi aku mau berusaha, akhirnya kesampaian juga," ujarnya.

Selain ada kemauan, support dari orang yang ada di sekitar kita juga perlu. Di kala hati sedang sedih dan berduka, hadirnya seseorang dapat membantu kita untuk tetap tegar. Dalam perjalanan kariernya, Sashya juga menceritakan bagaimana kehadiran sang suami dan keluarganya yang selalu ada menemani dan mendukung dirinya.

Waktu aku dapet interview di Weta, keluarga aku bilang ambil aja. Meskipun baby aku saat itu baru umur 6 bulan saat aku baru mulai kerja disini, suami aku yang step up untuk ngurusin bayi bersama mama aku," jelasnya.

Melihat dari perjalanan ini, Sashya bisa menjelaskan bahwa perempuan memiliki super power tersendiri. Mengingat peran gender perempuan seringkali diberatkan tentang pekerjaannya sebagai seseorang yang seakan-akan terpaksa “mengurus hal rumah tangga”.

Ketika ditanya tentang adakah karakter perempuan dalam animasi yang menjadi inspirasi Sashya sebagai seorang perempuan, ia menjawab Mulan sebagai inspirasinya. Dalam budaya populer, Mulan merupakan sosok perempuan yang kuat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Susanti pada 2022, karakter Mulan dalam budaya populer berhasil mematahkan stereotip mengenai karakter perempuan yang selalu dianggap lemah, tidak bisa diandalkan, dan tidak dapat membela diri. Berbeda dengan perempuan disekitarnya, Mulan adalah sosok perempuan yang pemberani dan cerdas.

Sebagai penutup, Sashya menjelaskan bagaimana perempuan juga bisa jadi sosok pemimpin dan pemeran utama dalam hidup mereka. Di industri Internasional banyak perempuan yang sukses saat ini, banyak dari mereka yang menjadi bagian penting bukan hanya sekedar sebagai anggota saja.

It Doesn’t matter if you’re a guy or girl, kalau misalnya kita kerja keras ya we can get it what we want. Jadi jangan dengerin persepsi orang yang suka ngerendahin perempuan. Buktinya di industri-industri Internasional banyak kok perempuan yang sukses! Kita pasti bisa," tambahnya.

Sashya menjadi inspirasi bagi kaum perempuan terutama di Indonesia. Dimana ia memiliki karier yang gemilang serta ingin bekerja keras asalkan ada keyakinan. Jadi persepsi tentang perempuan selalu menjadi yang terbelakang tidak lah benar!

Penulis : Roja Arraya

Topik Terkait