IntipSeleb – Nabi Nuh merupakan keturunan ke sembilan dari Nabi Adam. Arti 'Nuh' dalam bahasa Syria adalah 'bersyukur'. Selain itu, Nabi Nuh juga mendapatkan gelar sebagai abdussyakur dari Allah SWT. Gelar tersebut diberikan oleh Nabi Nuh karena banyak bersyukur.
Nabi Nuh AS adalah salah satu dari lima nabi yang mendapat gelar ulul azmi. Ini berarti Nabi Nuh AS termasuk dalam nabi dan rasul pilihan Allah SWT karena ketabahan dan keteguhan hatinya yang luar biasa. Bahkan Nabi Nuh AS telah berdakwah selama 950 tahun untuk menegakkan agama Allah.
Selama hidupnya, Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan ajaran Islam pada umat Bani Rasijd yang saat itu masih menyembah berhala atau patung. Saat itu, kezaliman di tengah masyarakat Bumi sedang meningkat.
Kisah Nabi Nuh dan Bahteranya Dalam Berbagai Kitab Suci
Nuh adalah tokoh utama pada kisah banjir bandang dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Di dalam Al-Qur'an, banjir bandang yang menyapu seluruh muka bumi diturunkan oleh Allah yang maha mengetahui lagi maha penyayang, dikarenakan permintaan Nuh yang gagal mengajak umat manusia untuk menyembah Allah Sehingga Nuh pun memohon kepada Allah untuk tidak membiarkan satupun orang kafir tinggal di atas bumi.
Allah lalu menyuruh Nuh untuk membangun bahtera demi menyelamatkan keluarganya, orang-orang yang beriman kepadanya yang hanya berjumlah sedikit, dan sepasang dari masing-masing hewan. Sedangkan di dalam versi Kitab Kejadian, yakni Kitabnya Yahudi dan Kristen; banjir bandang yang membantai seluruh manusia diturunkan karena Tuhan menyesal telah menciptakan manusia, disebabkan sifat mereka yang penuh dengan kekerasan.
Namun karena Tuhan senang akan seseorang bernama Nuh, maka Ia pun menyuruhnya untuk membangun bahtera demi menyelamatkan keluarganya, sepasang dari masing-masing hewan, dan benih-benih tumbuhan
Nuh, juga dieja Noe, adalah pahlawan dari kisah Air Bah dalam kitab Perjanjian Lama dari Kejadian, pencetus penanaman kebun anggur, dan, sebagai ayah dari Sem, Ham, dan Yafet, kepala perwakilan dari garis silsilah Semit.
Sebuah sintesis dari setidaknya tiga tradisi sumber alkitabiah, Nuh adalah gambar orang benar yang dibuat pihak untuk perjanjian dengan Yahweh, Allah Israel, di mana perlindungan masa depan alam terhadap bencana terjamin.
Nuh muncul dalam Kejadian 5:29 sebagai putra Lamekh dan kesembilan dalam keturunan dari Adam. Dalam kisah Air Bah (Kejadian 6:11–9:19), ia digambarkan sebagai bapa bangsa yang, karena kesalehannya yang tidak bercacat, dipilih oleh Allah untuk melestarikan umat manusia setelah orang-orang sezamannya yang jahat binasa dalam Air Bah.
Perangi Kemusyrikan Kaumnya
Di dalam kisah Nabi Nuh AS, ia diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan tauhid kepada Bani Rasib, yang pada saat itu dikisahkan telah terjerumus ke dalam kesyirikan. Bangsa ini hidup dengan menyembah berhala berupa patung-patung, yang mereka yakini akan memberikan mereka harta dan keberkahan.
Kaum Bani Rasib juga dikisahkan kerap melakukan kemungkaran dan kemaksiatan. Pada awalnya, Bani Rasib adalah kaum yang beriman kepada Allah SWT. Di antara mereka ada lima laki-laki saleh yang jadi panutan dan sangat dihormati oleh penduduk di sana.
Kelima orang tersebut bernama Wadd, Suwaa', Yaghut, Yauq, dan Nasr. Namun, saat suatu waktu kelimanya meninggal, orang-orang Bani Rasib ini merasa kehilangan, sehingga mereka berinisiatif membuatkan patung atau berhala.
Namun, semakin lama, perlakuan Bani Rasib ini malah semakin menyimpang pada ajaran Allah SWT, dan mereka menjadikan patung-patung tersebut sesembahan. Bahkan, hingga beberapa generasi, Bani Rasib telah kehilangan iman kepada Allah SWT.
Kesesatan Bani Rasib tersebut pun telah diperingati oleh Nabi Nuh AS, yang hidup di antara mereka untuk mengajak kembali beriman kepada Allah SWT. Namun, ajakan Nabi Nuh AS tidak membuahkan hasil dan hanya sedikit pengikut Nabi Nuh AS pada saat itu.
Bahkan Bani Rasib malah semakin tenggelam pada kesesatan dan kesombongan. Pada saat Nabi Nuh AS mengajak orang-orang Bani Rasib untuk kembali ke jalan Allah SWT, Nabi Nuh malah mendapat hinaan dan dakwahnya dicemooh.
Tantangan berdakwah Nabi Nuh AS pun kian hari kian berat. Hingga akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat bahtera atau kapal yang sangat besar untuk menghindarkan Nabi Nuh AS dan orang-orang Bani Rasib dari bencana hebat.
Peringatan Nabi Nuh justru dianggap permainan oleh Bani Rasib. Mereka menentang Nabi Nuh, “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami.”
“Kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” Nuh kemudian menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.”
Nabi Nuh A.S dan Bahteranya
Nabi Nuh AS senantiasa mengembalikan segala sesuatu kepada Allah SWT. Dia bertawakal kepada Allah SWT setelah berbagai upaya yang telah dilakukannya. Manusia hanya berusaha sekuat kemampuan, sedangkan keberhasilan atau kegagalan kembali kepada Allah SWT.
Dakwah yang dilakukan Nabi Nuh AS, baik secara terang-terangan maupun diam-diam tidak mendapat sambutan yang baik dari penduduk Bani Rasib. Bahkan, mereka mengejek dan menghina Nabi Nuh AS sebagai seorang pendusta.
Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat bahtera untuk mengangkut orang yang beriman beserta sepasang hewan. Allah SWT menyebut orang-orang yang tidak beriman tersebut akan ditenggelamkan.
Hal ini dijelaskan dalam sejumlah surat di Al-Qur'an, salah satunya dalam surat Yunus ayat 73, di mana Allah SWT berfirman:
فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَٰهُ وَمَن مَّعَهُۥ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَعَلْنَٰهُمْ خَلَٰٓئِفَ وَأَغْرَقْنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُنذَرِينَ
Artinya:
"Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu (QS. Yunus (10): 73)."
Atas perintah itu, Nabi Nuh AS mengumpulkan pengikutnya dan bahu membahu untuk membuat bahtera dari kayu sepanjang hari dalam beberapa tahun. Selama proses pembuatan bahtera, kerja keras Nabi Nuh AS dan pengikutnya ini juga mendapat cemooh dari orang-orang Bani Rasib, yang enggan untuk beriman.
Setelah bahtera itu selesai dibuat dan tanda banjir besar bakal datang, Nabi Nuh AS memerintahkan pengikutnya untuk naik ke kapal. Tak lama kemudian, langit semakin mendung, hujan pun turun dengan lebat disertai dengan kilat dan angin kencang. Perlahan, air bah pun mulai menenggelamkan daratan hingga membinasakan penduduk Bani Rasib yang ikut tenggelam dengan kekufuran, termasuk istri dan anaknya yang durhaka.
Sebelum peristiwa tersebut terjadi, Nabi Nuh AS sempat mengajak istri dan putranya yang durhaka untuk naik ke bahtera, namun mereka menolak. Nabi Nuh AS pun meminta ampun kepada Allah dan mengiklashkan keluarganya masuk dalam golongan kafir. Sementara setelah air surut, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk turun dan memulai kehidupan baru.
Itu dia kisah dari Nabi Nuh yang bisa dijadikan teladan karena ketakwaan serta kesabarannya berdakwah dalam memerangi kemungkaran. Semoga kisah Nabi Nuh tersebut dapat menjadi inspirasi (rth)