Foto : Freepik/freepik

IntipSeleb – Kecewa berlebih dapat menyebabkan seseorang dapat berada dalam kondisi depresi. Kecewa adalah ungkapan rasa yang timbul apabila harapan dan hasil yang diperoleh tidak sesuai.

Ketika ditimpa kekecewaan, seseorang mungkin akan merasa pesimis, frustrasi atau menjadi emosional, bahkan sampai mengganggu kesehatan mental karena keinginan tidak berjalan mulus seperti ekspektasi

Maka dari itu, kita perlu cara mengontrol rasa kecewa kita untuk menjaga kesehatan mental kita. Simak fakta dan mitos tentang depresi menurut psikiater Dr. dr. Dharmawan, Sp.KJ dalam kanal YouTube Kata Dokter berikut ini!

Fakta dan Mitos Tentang Depresi

Foto : www.freepik.com/freepik

Agar tidak salah paham dengan anggapan masyarakat umum soal gangguan kesehatan mental, yuk simak sederet fakta dan mitos tentang depresi menurut Kata Dokter berikut ini.

1. Fakta atau mitos remaja yang banyak bersosial media cenderung mudah galau dan depresi?

Mitos. Remaja yang banyak bersosial media itu tergantung, apakah dia cukup dewasa dalam bersosial media atau memang dia belum dewasa dalam bersosial media. Jadi bukan berarti remaja yang bersosial media itu pasti akan jadi depresi.

Ada faktor lain atau kerentanan lain yang menyebabkan dengan dia banyak aktif di sosial media dan melihat sebuah hiperrealita di sosial media lalu tercetuslah depresinya.

2. Fakta atau mitos terobsesi berlebihan pada seseorang dapat menyebabkan depresi?

Fakta. Kalau orang biasa saja dalam mengidolakan seseorang itu wajar, tapi kalau mengidolakan sampai jadi obsesinya, apalagi kalau obsesinya itu menjadi delusi atau sesuatu yang dia yakini padahal tidak sesuai kenyataan, tidak sesuai dengan latar belakang dia, tapi dia meyakini bahwa itulah realita hidupnya, itu akan menyebabkan gangguan-gangguan mental termasuk depresi.

3. Fakta atau mitos bila orang tua depresi anaknya akan mengalami depresi juga?

Itu bisa menjadi fakta apabila depresi mayor. Orang yang menderita depresi itu kuat faktor genetiknya. Jadi kalau misalkan orang tuanya depresi, maka kemungkinan anaknya menderita depresi itu lebih besar. Tetapi itu bukan hal yang pasti. Tapi benar bahwa kemungkinan lebih besar menurut penelitian.

4. Fakta atau mitos perempuan lebih rentan mengalami depresi?

Mitos. Karena laki-laki juga mengalami depresi, hanya saja bentuk depresi yang dialami laki-laki kebanyakan bukan keluhan perasaan melainkan keluhan fisik, karena laki-laki kebanyakan dididik bahwa dia harus kuat, tidak boleh menangis. Akhirnya itu dikonversi kepada keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit pinggang, kembung, sembelit, atau bahkan diare, sakit maag. Itu adalah gejala depresi dari segi fisik. Jadi, gangguan depresi dengan gejala somatik.

Sedangkan wanita yang lebih dilatih untuk merasakan perasaannya, lebih menunjukkan gejala bagaimana dia bilang dia merasa sedih, kehilangan minat, kehilangan energi. Jadi, poin-poin gejala depresi yang diketahui secara umum itu seakan-akan lebih cocok pada wanita dibandingkan dengan pria.

5. Fakta atau mitos penderita depresi harus mengonsumi antidepresan selamanya?

Mitos. Karena anti depresan bahkan pada gangguan depresi mayor itu sebetulnya apabila diminum dalam kurun waktu 6 bulan maka itu akan mengurangi kejadian untuk relaps atau kambuh.

Jadi apabila seseorang diobati maka akan mengurangi kekambuhan tapi untuk proses psikoterapi mungkin agak lebih panjang, bisa tahunan, sampai mengubah mindset, choping skill terhadap stres yang ada sebelumnya.

Jadi kalau dikatakan bahwa seseorang yang menderita depresi itu harus minum obat terus-menerus, itu sebetulnya adalah mitos.

Sekian sederet penjelasan terkait fakta dan mitos tentang depresi yang perlu kamu ketahui agar tidak salah paham soal gangguan depresi. Semoga bermanfaat dan tunggu artikel-artikel Kata Dokter selanjutnya, ya!

Topik Terkait