IntipSeleb – Kisah Nabi Ishaq dipenuhi dengan teladan serta pesan moral yang dapat menambah keimanan umat Islam yang mempelajarinya. Nabi Ishaq adalah sosok yang nantinya akan memiliki keturunan berupa anak kembar, dan salah satu dari anak kembar itu akan menjadi orang besar yang dijuluki Bapak Bani Israil.
Sebagai seorang utusan Allah SWT, Nabi Ishaq juga menyebarkan dakwah dan menyeru kepada umat manusia agar senantiasa berada di jalan yang lurus. Ada pula kisah penuh haru di mana Nabi Ishaq akhirnya dikaruniai anak setelah berpuluh tahun menunggu.
Berbagai lika-liku yang terjadi dalam kisah Nabi Ishaq itu memberikan banyak hikmah. Lalu, seperti apa kisah lengkapnya? Simak lewat artikel di bawah ini.
Kisah Nabi Ishaq, Kelahirannya dan Perjalanan Dakwahnya
1. Kelahiran Nabi Ishaq
Nabi Ishaq terlahir dari pasangan Nabi Ibrahim dan istrinya Sarah. Nama Ishaq diambil dari bahasa Ibrani dan memiliki arti harfiah yaiitu tersenyum atau tertawa. Nama itu dipilih karena saat kelahiran Nabi Ishaq, Sarah sangat senang dan tersenyum dengan lebarnya menyambut sang buah hati.
Nabi Ishaq diketahui lahir pada tahun 1761 SM di kota Kan’An. Ia lahir saat kedua orang tuanya berada di usia senja, yakni saat Nabi Ibrahim berusia 100 tahun dan Sarah berusia 90 tahun. Kelahiran Nabi Ishaq terpaut 14 tahun setelah Nabi Ismail lahir.
Dalam Al-Quran Surat Hud ayat 69-73, disebutkan bahwa terdapat tamu-tamu yang mendatangi Nabi Ibrahim. Menurut Usman Ibnu Muhaisin, tamu-tamu tersebut adalah malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Rafail.
Mereka datang kepada Nabi Ibrahim untuk mengabarkan berita gembira kepadanya bahwa seorang putra akan terlahir. Ayat tersebut berbunyi, “Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Yakub.” (QS Hud: 71)
Mendengar kabar tersebut, Sarah sangat terkejut sekaligus senang. Karena pada saat itu Sarah sudah berada di usia senja. Lahirnya Nabi Ishaq merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Nabi Ibrahim. Ia berharap anaknya tersebut akan meneruskan dakwahnya di tanah Palestina.
2. Kisah Nabi Ishaq dalam Berdakwah
Nabi Ishaq diutus oleh Allah SWT untuk meneruskan perjuangan Nabi Ibrahim yakni mendakwahi orang-orang Palestina yang masih menyembah berhala. Ia juga menyerukan perintah Allah yang lain seperti tauhid, menunaikan zakat, dan berbagai perbuatan baik lainnya.
Nabi Ishaq menjadi salah satu Nabi yang namanya disebutkan sekaligus bersama dengan Nabi Ibrahim dan Nabi Yakub dalam Surat Shaad ayat 45-47 yang artinya:
“Dan ingatlah hamba-hamba kami: Ibrahim, Ishaq, dan Yakub yang mempunyai perbuatan-perbuatan besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (Menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) pada negeri akhirat. Sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang baik.”
Pernikahan Nabi Ishaq dan Kelahiran Putra Kembar
1. Kisah Nabi Ishaq Menikah dengan Wanita Irak
Terdapat suatu masa di mana ibunda Nabi Ishaq yakni Sarah meninggal dunia terlebih dahulu. Sementara Nabi Ibrahim sebagai ayah dari Nabi Ishaq kondisinya semakin menua dan Nabi Ishaq sendiri saat itu tak kunjung menikah.
Akhirnya seorang pelayan Nabi Ibrahim ditugaskan untuk mencarikan calon istri untuk Nabi Ishaq. Pelayan ini kemudian mencari hingga ke Irak demi menemukan wanita yang cocok untuk Nabi Ishaq.
Sang pelayan akhirnya mempertemukan Nabi Ishaq dengan seorang wanita bernama Ribka/Rifqah. Akhirnya mereka berdua pun menikah saat Nabi Ishaq menginjak usia 40 tahun.
2. Kelahiran Putra Kembar
Setelah menikah, Nabi ishaq dan istrinya pun menanti-nanti kelahiran anak mereka. Akan tetapi, belakangan baru diketahui jika Ribka yang menjadi istri Nabi Ishaq ternyata memiliki kondisi mandul sehingga mereka pun begitu kesulitan mempunyai anak.
Oleh karena itulah Nabi Ishaq dan istrinya terus berusaha dan berdoa memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai keturunan. Nabi Ishaq selalu berdoa dengan penuh ketulusan dan keyakinan demi mendapatkan buah hati.
Atas kegigihan Nabi Ishaq dan istrinya, serta berkat izin dari Allah SWT, akhirnya doa mereka dikabulkan dan Ribka mengandung bayi kembar. Saat itu Nabi Ishaq diketahui sudah berusia 60 tahun.
Putra yang palingn pertama lahir diberi nama Esau, sedangkan putra kedua diberi nama Yakub. Kisah kelahiran Nabi Yakub diabadikan dalam Al-Quran yakni pada Surat Al-Anbiya ayat 72 yang artinya:
“Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Yakub, sebagai suatu anugerah (dari Kami). dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh.”
Saat tumbuh dewasa, Esau dan Yakub ternyata memiliki perangai dan ketertarikan yang berbeda. Esau senang mengasah kemampuannya dalam bidang berburu sehingga ia pun menjadi seorang pemburu yang handal.
Sementara Yakub memiliki sifat yang lemah lembut. Ia lebih suka tinggal di rumah dan membantu kedua orang tuanya. Yakub juga dikisahkan suka membuat kemah di sekitar rumahnya.
Sifat yang dimiliki oleh Esau itu ternyata menurun dari ayahnya dan sangat mirip dengan sang ayah. Sementara sifat dari Nabi Yakub yang lembut ternyata menurun dari sang ibunda.
Ketika Esau dan Yakub mencapai usia mereka yang ke-15 tahun, Nabi Ibrahim yang merupakan kakek mereka ditakdirkan meninggal dunia. Saat itu diketahui Nabi Ibrahim meninggal dunia pada usia 75 tahun. Jasad beliau pun dimakamkan dekat dengan makam sang istri, yakni Sarah.
3. Mukjizat Nabi Ishaq
Setiap nabi dan rasul yang dipilih oleh Allah SWT dikaruniain mukjizat tersendiri yang masing-masingnya berbeda. Mukjizat sendiri hanya diberikan kepada para nabi dan rasul tersebut dan tidak dimiliki oleh manusia selain mereka.
Nabi Ishaq sendiri kurang lebih memiliki dua mukjizat dari Allah. Pertama adalah mendapatkan keturunan berupa anak kembar meskipun usianya saat itu sudah lebih dari 100 tahun. Sedangkan mukjizat yang kedua adalah salah satu dari anak kembarnya itu, yakni Nabi Yakub, kelak akan menjadi Bapak Bani Israil.
4. Teladan dari Kisah Nabi Ishaq
Kisah Nabi Ishaq yang penuh dengan lika-liku dan perjuangan memberikan pelajaran tersendiri kepada umat Islam yang mengetahui dan mempelajarinya. Terdapat beberapa teladan yang bisa dipelajari dari kisahnya tersebut.
Pertama adalah teladan agar kita senantiasa mencintai keluarga seperti bagaimana Nabi Ishaq sangat menyayangi keluarganya. Tak hanya kepada kedua orang tuanya, namun juga kepada istri dan anaknya.
Kedua adalah kesabaran saat ditimpa ujian dari Allah SWT. Nabi Ishaq yang sangat menginginkan kehadiran seorang putra ternyata harus diuji dan menunggu selama bertahun-tahun hingga akhirnya dikaruniai putra kembar. Meski begitu, Nabi Ishaq tak pernah putus asa dan selalu berusaha dengan diiringi doa yang sungguh-sungguh kepada Allah.
Demikianlah kisah Nabi Ishaq dari mulai kelahirannya, pernikahan dan dikaruniai dua orang putra, hingga mukjizat dan teladan yang bisa dipelajari. (rth)