Foto : Instagram @rumahdinasbapak

Jakarta – Film horor komedi terbaru produksi Starvision berjudul Rumah Dinas Bapak akan segera tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 8 Agustus 2024 mendatang. Seperti apa review film Rumah Dinas Bapak?

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa film garapan sutradara Bobby Prasetyo dan diproduseri oleh Chand Parwez Servia ini diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh Dodit Mulyanto dan keluarganya di masa lalu.

Lantas, seperti apa sih jalan cerita dan review film Dodit Mulyanto tersebut? Yuk simak sinopsis dan review Film Rumah Dinas Bapak berikut ini!

Sinopsis Rumah Dinas Bapak

Sinopsis film Rumah Dinas Bapak menceritakan tentang Dodit, Ibu, Mbak Lis, dan Mas Dewo yang harus ikut Bapak pindah ke rumah dinas barunya di tengah Hutan Jati. Di sana, ada sebuah penjara yang konon digunakan untuk menghukum blandong atau para pencuri kayu jati.

Anehnya, setiap malam Jumat Kliwon hal-hal mengerikan terjadi. Dodit, ibu, Mbak Lis, dan Mas Dewo semua mendapat teror. Termasuk dua anak buah Bapak, Sugeng dan Kasno. Apakah yang sebenarnya terjadi?

Bagaimana keluarga Dodit menjalani hari-hari mereka selama berada di rumah peninggalan zaman Belanda tersebut? Jangan lupa saksikan di layar lebar mulai 8 Agustus 2024 ya!

Review Film Rumah Dinas Bapak

Foto : Istimewa

Dibuka dengan adegan Dodit dewasa yang berkunjung ke rumah dinas sang ayah yang sempat ditinggali sekeluarga, penonton dibawa untuk menemani Dodit Mulyanto kilas balik ke masa lalu keluarganya yang mengerikan.

Dikisahkan Dodit kecil dengan konflik batin selayaknya anak-anak pada umumnya yang ingin bergaul dengan teman-teman sebayanya, namun terbentur kondisi ekonomi. Keinginan sederhananya pun menemui secercah harapan saat sang ayah naik pangkat dan ditugaskan untuk menjadi jagawana di sebuah hutan jati.

Meski kesal dengan keputusan sang ayah, Dodit kecil lantas legowo lantaran menyadari bahwa kepindahannya ke rumah dinas menjadi satu-satunya cara untuk meraih keinginannya.

Motivasi Dodit kecil yang tampak sepele dalam film ini turut menjadi penggerak cerita. Hal ini penting mengingat film ini mengambil sudut pandang dari seorang Dodit yang pada saat mengalami hal itu memang masih sangat belia.

Plot pun bergerak dengan dinamis. Serangkaian teror dari arwah yang tinggal di penjara rumah tersebut juga memantik drama-drama kehidupan keluarga Dodit Mulyanto. Unsur komedi pun menjadi warna tersendiri tanpa terkesan memaksakan atau dibuat-buat.

Keberadaan karakter Sugeng dan Kasno yang menjadi kuncian komedi di sini tampak sukses memantik tawa dengan gaya berkomedi yang khas. Bukan semata tempelan, lelucon yang muncul dari keduanya pun tampak sangat natural, mungkin karena filmmaker sukses men-develop karakternya dengan sangat baik.

Di ending film, filmmaker tak meninggalkan motivasi Dodit kecil yang ditampilkan di awal. Hal ini menunjukkan bahwa jalannya alur film Rumah Dinas Bapak tetap berada di koridor, alih-alih bergerak semaunya.

Topik Terkait