Foto : VIVA /Foe Peace Simbolon

IntipSelebTamara Tyasmara hadir sebagai saksi dalam sidang kasus kematian Raden Andante Khalif Pramudityo, di mana terdakwa Yudha Arfandi. Dalam keterangannya, Tamara mengungkapkan jika dirinya sempat mengalami kekerasan ketika masih menjalin hubungan dengan terdakwa.

Seperti apa pengakuan dari ibunda mendiang Dante itu? Yuk kita intip artikelnya di bawah ini.

Alami Kekerasan

Foto : Instagram @tamaratyasmara

Tamara mengungkapkan pengalaman kekerasan fisik dan non fisik yang dialaminya selama menjalin hubungan dengan terdakwa. Dalam kesaksiannya, Tamara Tyasmara menceritakan awal perkenalannya dengan Yudha Arfandi.

Berkenalan Februari 2022 dengan terdakwa. April 5 April 2022 berpacaran. Selama berpacaran awalnya baik-baik saja. Tapi ke belakangan mulai ada kekerasan fisik dan non fisik ke saya yang saya alami,” ungkap Tamara saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Tidak berselang lama setelah menjalin hubungan Tamara mengaku langsung mendapatkan kekerasan fisik dari Yudha. Dia mengungkapkan bahwa kejadian pertama kali pada Juli 2022.

Saking sering saya sampai lupa karena sering. Kekerasan fisik yang menyebabkan telinga kiri saya sobek dan pecah gendang telinga saya. Dipukul, ditonjok, diinjak, ditampar, dijambak. Dengan tangan kosong yang sebabkan telinga Pecah dan robek,” ujar Tamara.

Mendapatkan Ancaman

Foto : Instagram @tamaratyasmara

Selain kekerasan fisik, Tamara juga mengungkapkan bahwa dirinya sering menerima ancaman dari Yudha Arfandi. Ancaman tersebut meliputi ancaman pembunuhan hingga ancaman penyebaran video pribadi miliknya ke production house tempatnya bekerja.

Tetap berjalan karena waktu itu saya diancam jadi saya takut. Kita sering putus sambung. Kadang ada ancaman dengan nomor berbeda. Terkadang terdakwa pakai nomor ancam saya, ancam mau bunuh mama anak saya. Mau ancam sebar ke pH saya jadi saya merasa saya takut nanti pekerjaan saya hilang kalau dia melakukan itu,” jelas Tamara.

Tamara juga mengisahkan insiden pertama kekerasan yang dialaminya pada Juli 2022, yang dipicu oleh kemarahan Yudha Arfandi setelah melihat percakapan di ponselnya.

Kejadian pertana Juli 2022, HP saya dibanting sampai gak nyala sehingga terdakwa beli hp baru. Waktu itu dia abis liat hp saya. Misalnya chat dengan teman saya Januari sebelum kenal dia. Dia marah-marah ‘kok chat begini terus dibanting’. Mulai itu kekerasan fisik. Setelah Juli banyak kekerasan fisik. Juli atau Agustus 2023 sebabkan telinga robek dan pecah,” sambung dia.

Lebih lanjut, Tamara menceritakan kejadian lain yang terjadi dalam satu malam yang mengerikan. Awalnya, dia diajak Yudha Arfandi ke sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan untuk menonton film. Namun, suasana berubah menjadi mimpi buruk ketika Yudha melemparkan pukulan padanya.

Diinjak di bawah mobil. Niatnya mau nonton jam 8 malam enggak jadi. Saya berempat. Dalam perjalanan dia ambil hp saya, dia liat chat dia marah-marah saya dipukul di mal kokas. Kita enggak turun dari mobil, saat itu dia pukulin saya. Tetap dipukul, diinjak-injak di dekat rumah dia sampai telinga saya bunyi teng,” kata dia.

Tamara dan Yudha akhirnya kembali ke kediaman Yudha Arfandi, di mana kekerasan terus berlanjut hingga subuh dini hari.

Berlanjut di rumah sampai subuh. Enggak berlangsung terus menerus, ada jedanya. saya enggak bisa keluar karena rumahnya dikunci,” kata dia.

Topik Terkait