Jakarta – Kabar kurang menyenangkan datang dari Tamara Tyasmara, yang baru saja kehilangan anak semata wayangnya pada akhir Januari 2024 lalu.
Belum sirna rasa duka atas kepergian sang putra, Tamara mengalami teror dari orang tak dikenal. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Diteror Sejak Tersangka Terungkap
Anak Tamara Tyasmara dan Angger Dimas, Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante, meninggal dunia di usia enam tahun. Naasnya, ia tewas di tangan mantan kekasih sang ibu, Yudha Arfandi (YA).
Sampai saat ini proses penyidikan masih bergulir dengan motif pelaku yang belum terungkap. Tamara pun masih berduka atas meninggalnya sang anak. Namun, ia justru mengalami aksi teror yang ia terima lewat telepon.
Saking parahnya situasi tersebut, Ia pun rela mengganti nomor telepon karena sering merasa diganggu oleh aksi teror ini. Faktanya, teror itu pun terjadi setelah pelaku dari kematian Dante terungkap.
Teror ini sendiri meliputi pesan-pesan panjang di WhatsApp dan komentar di media sosial pribadinya. Hal tersebut menjadi alasan utama mengapa ia sampai mengganti nomor telepon.
"Misalnya, banyak pesan panjang-panjang yang dikirim. 'Allah Maha Mengetahui, manusia boleh bicara apa saja tetapi Allah Maha Mengetahui'. Seolah-olah mereka yang benar saya yang salah," ungkap Tamara Tyasmara, dikutip dari Cumicumi pada Minggu, 21 April 2024.
Tamara mengungkapkan bahwa teror yang dialaminya sudah terjadi sejak proses BAP kematian Dante, terutama saat rekonstruksi kejadian. Ia merasa terus-menerus diintimidasi oleh pesan-pesan yang membuatnya merasa tidak nyaman.
"(Teror) sejak BAP sudah banyak chat yang mengintimidasi. Setelah rekonstruksi lebih parah lagi (terornya)," tutur pemeran film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini.
Sewa Pengawal
Untuk menghindari kejadian ini, Tamara Tyasmara mengganti nomor teleponnya. Selain itu, ia pun menyewa pengawal alias bodyguard untuk menjaganya saat sedang bepergian.
"Kalau di rumah aku memang ada orang yang jaga, sedangkan untuk di luar aku juga sekarang sewa orang lagi untuk menemani syuting. Ini semua aku lakukan demi mengantisipasi teror dan intimidasi yang aku terima," ucap Tamara.
Tak hanya menggunakan jasa pengawalan swasta, ia juga mengaku sudah meminta bantuan polisi untuk memberinya pengawasan. Namun, ia mengaku belum mengambil langkah hukum tentang teror dan intimidasi yang diterimanya ini, yang ia duga dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari keluarga YA, pelaku pembunuhan putranya.
"Kalau sudah berlebihan dan makin mengganggu pasti aku akan bicara dan ambil tindakan. Kalau sekarang masih sebatas komen di medsos dan chat saja, jadi masih ditolerir," kata Tamara Tyasmara.